Itu juga dibenarkan oleh wakil ketua KPK Alexander Marwata dan Plt ketua Nawawi Pamolango.
KPK akan mengundang Kaesang untuk klarifikasi. Suratnya sedang disiapkan Direktur LHKPN, kata Nawawi.
Ditanya keberadaan Kaesang yang diisukan hilang atau menghilang Marwata bilang meneketehe, (manaku tahu).
Tak bisa dilacak ?
Kata Tessa, melacak itu hanya boleh dilakukan jika sedang proses hukum, penyelidikan atau penyidikan. Telaah, belum termasuk proses hukum, rupanya. Meneketehe. Penulis bukan orang hukum.
Kembali ke life style hedonis keluarga Jokowi, itu bertolak belakang dengan kehidupan Jokowi sendiri.
Waktu kecil, Jokowi itu hidup sederhana. Bahkan boleh dibilang sengsara. Ayahnya Noto Mihardjo hanya pedagang kayu dan bambu di pinggir Kali Anyar Solo.
Jokowi sering kesulitan membayar uang sekolah. Apalagi buat jajan.
Pulang sekolah dia bantu bantu ayahnya di los. Menaikkan belanjaan pelanggan ke atas gerobak atau beca. Atau bantu ibu, Ny. Sudjiatmi mengurus adik adiknya Iit Suryantini, Ida Yati dan Titik Relawati.
Bermain ? Paling (bersama teman temannya), berenang di sungai belakang rumah, mencari telor bebek, atau mancing ikan.
Rumahnya belum berlistrik. Kalau belajar malam pakai lampu cempor sebagai penerangan. Karena itu ketika bangun pagi mukanya sering cemong cemong.
Nyata benar bedanya kehidupan calon presiden dengan anak presiden. Sang ayah sederhana, malah sengsara. Anak cucu bergelimang harta, poya-poya dan hedonis.
Sang pisang hilang, sang pisang hilang.
Kok lapor KPK ?.- ***