KoranMandala.com -Sejumlah siswa di SMAN 5 Bandung dilaporkan terkena cacar air, sehingga pihak sekolah memutuskan untuk menerapkan pembelajaran daring bagi dua kelas yang terdampak. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut di lingkungan sekolah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, memberikan apresiasi terhadap langkah cepat yang diambil oleh SMAN 5 Bandung. “Keputusan untuk menerapkan belajar online di dua kelas sudah tepat guna mencegah penularan lebih lanjut,” ujarnya saat diwawancarai, Senin malam, 7 Oktober 2024.
Menurut Anhar, saat ini pihaknya masih mengumpulkan informasi lebih lengkap mengenai kasus ini. Berdasarkan laporan yang diterima, di salah satu kelas terdapat enam siswa yang terkonfirmasi terkena cacar air. Namun, untuk kelas lainnya, jumlah siswa yang terdampak belum dapat dipastikan.
Anhar menegaskan bahwa kasus cacar air di SMAN 5 Bandung masih terus dipantau, namun belum menunjukkan tanda-tanda sebagai kasus luar biasa (KLB). “Secara umum, belum ada peningkatan signifikan dalam jumlah kasus cacar air di Kota Bandung, termasuk di rumah sakit-rumah sakit yang kami pantau,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa cacar air merupakan penyakit yang mudah menular melalui droplet, kontak kulit, percikan cairan dari bintil cacar, atau barang-barang yang terkontaminasi. Oleh karena itu, Anhar mengimbau agar penderita cacar air, termasuk siswa, untuk tidak beraktivitas di tempat umum hingga sembuh.
“Untuk siswa yang terkena cacar air, lebih baik mengikuti pembelajaran online dulu,” tambahnya.
Anhar juga memberikan saran kepada masyarakat yang di rumahnya ada anggota keluarga yang terkena cacar air, agar menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan. “Lakukan langkah-langkah seperti saat COVID-19, misalnya memakai masker dan sering mencuci tangan,” ujarnya.
Meski kasus cacar air ini sedang dipantau, Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk sementara belum mengeluarkan pengumuman resmi kepada sekolah-sekolah lain terkait kewaspadaan. “Kami sampaikan informasi ini secara informal untuk menghindari kepanikan masyarakat,” pungkas Anhar.
Penanganan lebih lanjut akan dilakukan sesuai perkembangan situasi.