KoranMandala.com -Perang yang berkecamuk dan hujan bom di Palestina tidak menghalangi Dompet Dhuafa untuk tetap menjaga komitmennya melayani para pengungsi dan korban kekejaman zionis Israel. Organisasi kemanusiaan ini tetap berada di garda terdepan memberikan bantuan kesehatan bagi warga Palestina, khususnya anak-anak, perempuan, dan kelompok rentan di kamp-kamp pengungsian yang sulit mendapatkan akses layanan medis.
Terkini, Dompet Dhuafa membangun beberapa titik klinik medis di Gaza, termasuk klinik hemodialisa di Gaza Utara. Selain itu, mereka telah memberikan vaksinasi polio kepada 400 anak di bawah usia 10 tahun. Ketua FPEA dan Direktur RS Kamal Adwan di Gaza Utara, Fares A. Afana, menyampaikan apresiasinya terhadap kontribusi Dompet Dhuafa dalam membantu masyarakat Palestina yang menderita akibat kekejaman perang.
“Saya pribadi dan juga yayasan kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada Dompet Dhuafa dan para amilnya serta orang-orang yang mendukung kegiatannya dengan memberikan bantuan peralatan kesehatan yang sangat membantu sekali untuk para penyintas di sini,” ujar Fares dalam keterangan tertulis, Selasa 8 Oktober 2024.
Retno Marsudi Serukan Semangat Bandung untuk Menghadapi Ketidakadilan di Palestina
Ahmad Juwaini, Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, menjelaskan bahwa seluruh program yang dijalankan merupakan hasil kolaborasi dari banyak pihak yang peduli terhadap kondisi di Palestina. “Kami berharap dengan semakin banyaknya pihak yang peduli, maka akan semakin banyak masyarakat Palestina yang terbantu. Penyaluran program yang amanah akan terus kami tegakkan, demi kemerdekaan Palestina,” tegas Ahmad Juwaini.
Dompet Dhuafa bersama jaringan solidaritas kemanusiaan global, termasuk Pemerintah Republik Indonesia, terus mengirimkan bantuan meski akses ke Palestina sangat sulit. Bantuan yang diberikan meliputi kebutuhan pokok seperti pangan, air minum, pakaian musim dingin, obat-obatan, sarana medis, ambulans, serta instalasi dapur umum. Selain itu, Dompet Dhuafa juga menyediakan bahan bakar minyak untuk operasional rumah sakit dan klinik di kawasan konflik.
Tidak hanya melalui bantuan medis, dukungan untuk Palestina juga disampaikan melalui jalur seni. Salah satunya adalah melalui pementasan teater musikal “Tanah yang Terpenjara” yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 3 Oktober 2024. Pentas ini merupakan hasil kerja sama dengan Titimangsa dan memadukan unsur tari, puisi, orasi kemanusiaan, serta musik yang menggambarkan kehidupan rakyat Palestina di tengah situasi perang. Seluruh hasil penjualan tiket dari pertunjukan tersebut akan disalurkan untuk mendukung kebutuhan masyarakat Palestina.
Muhsin Syihab, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri, yang turut hadir di acara tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap Dompet Dhuafa. “Upaya Dompet Dhuafa untuk terus melantangkan suara dan memberikan bantuan kepada Palestina di tengah keterbatasan patut diapresiasi. Ini adalah bentuk nyata dari solidaritas kemanusiaan,” tuturnya.
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, setahun sejak konflik ini memanas, sedikitnya 41.272 orang tewas dan 95.551 orang terluka di Jalur Gaza akibat serangan Israel. Lebih dari 564 sekolah dan 360.000 unit rumah terdampak serangan tersebut, menyebabkan lebih dari 1,7 juta warga terpaksa mengungsi dan menghadapi kondisi hidup yang sangat memprihatinkan.
Di tengah situasi ini, komitmen Dompet Dhuafa untuk membantu korban konflik di Palestina menjadi bukti nyata solidaritas kemanusiaan yang tak pernah padam, meskipun dalam situasi perang yang sangat sulit.