KoranMandala.com – Kondisi Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Sarimukti kembali kritis, diperkirakan hanya mampu beroperasi hingga Maret 2024.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Sopyan Hernadi mengatakan, pihaknya saat ini menghadapi situasi yang sangat genting, dengan kondisi TPA Sarimukti saat ini.
Untuk itu kata dia, Pemerintah Kota Bandung akan mengurangi jumlah ritase pengangkutan sampah dari Kota Bandung menuju TPA Sarimukti.
Targetnya, ritase yang semula 172 rit per hari harus dikurangi menjadi 140 rit per hari mulai 1 Desember 2024.
“Berbagai strategi sudah kami rancang untuk periode Oktober hingga November 2024. Termasuk optimalisasi fasilitas pengolahan sampah di tingkat kelurahan dan TPS,” ujar Sopyan.
Rencana Aksi Pengurangan Sampah Beberapa langkah konkret yang akan diambil antara lain:
1. Optimalisasi maggotisasi di 151 kelurahan dengan kapasitas pengolahan 350 kilogram sampah per hari di setiap rumah maggot.
2. Optimalisasi TPS3R di lima lokasi: Kebon Jeruk, Maleer, Cibatu, Subang, dan Pasar Gedebage, dengan kapasitas 1 ton sampah per hari.
3. Pemanfaatan mesin gibrig di tujuh TPS: Panjunan, Babakan Sari, Kobana, Ciwastra, Indramayu, Dago Bengkok, dan Ence Azis.
4. Pengoperasian TPST baru di dua lokasi, Tegalega dan Nyengseret.
5. Penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPST Batununggal.
6. Optimalisasi pengelolaan sampah berdasarkan klaster: pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, hotel, restoran, perkantoran, pasar, dan tempat ibadah.
7. Kerja sama dengan Sesko TNI AD dalam pengelolaan sampah.
8. Penggunaan mesin motah di beberapa lokasi untuk mempercepat proses pengelolaan sampah.
Sopyan juga menjelaskan tentang rencana pengembangan sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Bandung. Fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.