KoranMandala.com – Satgas Pengelolaan Sampah Bandung Raya / Satgas Provinsi (Bapenda Provinsi Jawa Barat), Dedi Mulyadi mengatkan, perluasan TPA Sarimukti harus tertunda sehingga, tempat pembuangan sampah akhir ini kembali krisis.
Menurutnya, rencana perluasan lahan yang dijadwalkan pada Desember 2024 terhambat karena kendala pengadaan barang dan jasa. Proses perluasan baru akan dimulai pada pertengahan 2025, diperkirakan pada Juli 2025 mendatang.
“TPA Sarimukti saat ini telah mengalami kelebihan kapasitas hingga 1200 persen, dan usianya diprediksi akan habis pada 8 November 2024, atau hanya dalam satu bulan ke depan. Jika itu terjadi, kami harus membuang sampah ke tempat lain,” Kata Dedi.
TPA Sarimukti Kembali Krisis, Ini yang akan Dilakukan Pemkot Bandung
Selain itu, sistem kontrol pengelolaan sampah di TPA Sarimukti masih sangat konvensional dan manual, sehingga jumlah ritase sampah dari Kota Bandung yang sebenarnya lebih dari 172 rit per hari bisa melebihi perkiraan.
“Diduga, jumlah sebenarnya bisa mencapai 200 rit, yang kemungkinan berasal dari sumber luar Kota Bandung, atau oknum yang mengatasnamakan Kota Bandung,” ungkapnya.
Satgas juga menekankan pentingnya penggunaan sistem informasi pengelolaan sampah yang lebih modern dan berbasis data.
Dedi berharap, dengan adanya sistem pendataan yang benar dan registrasi angkutan sampah yang lebih ketat, validitas data sampah dapat ditingkatkan. Selain itu, sistem manajemen alat kendaraan yang telah diterapkan oleh Kota Bandung juga dinilai sebagai langkah yang positif.
“Kami sangat mengapresiasi upaya Kota Bandung dalam mengelola sampah melalui program-program seperti maggotisasi, penggunaan mesin gibrig, serta pengelolaan TPS. Meski belum optimal, kami sangat mendukung upaya pengoptimalan lebih lanjut,” ujar Dedi.
Dedi juga berharap, Kota Bandung dapat membantu penerapan sistem aplikasi pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga TPA Sarimukti agar proses pengelolaan dapat dipantau secara transparan.