Pada tahun 1952, Jerman setuju untuk membayar reparasi kepada kaum Yahudi dan Israel sebesar 3 miliar mark, atau setara dengan 11 triliun rupiah. Uang itu kemudian digunakan untuk membangun infrastruktur Israel.
Semenjak itu, hubungan Jerman dengan Israel semakin mendekat.
Jerman menjadi partner dagang terbesar Israel terbesar di Eropa dan menjadi partner dagang terpenting kedua setelah Amerika Serikat. Per tahunnya, Israel mengimpor barang sekitar 35,6 triliun rupiah dari Jerman.
Pada awal serangan Israel ke Gaza bulan Oktober 2023, Jerman menjual senjata kepada Israel senilai 5,4 triliun rupiah.
Di tahun 2024, Amnesty International menuduh Jerman melakukan favoritisme terhadap Israel sepanjang konflik berlangsung.***