KoranMandala.com – Di tengah kehancuran akibat perang Israel-Palestina, angka pengangguran di Gaza diperkirakan mencapai 80%.
Angka pengangguran ini diungkapkan oleh International Labour Organization (ILO), organisasi ketenagakerjaan internasional di bawah naungan PBB.
Selain angka pengangguran yang tinggi, organisasi tersebut juga memperkirakan adanya 2.3 juta rakyat Gaza hidup dalam kemiskinan.
“Pengaruh perang di Gaza sudah jauh melebihi terenggutnya nyawa, kondisi kemanusiaan yang gawat, dan kehancuran secara fisik.” Ucap Ruba Jaradat, Direktur Regional ILO untuk Negara-Negara Arab.
Sebagai perbandingan, sebelum Oktober 2023, angka pengangguran di Gaza setinggi 45,3%.
Tingginya angka pengangguran ini adalah buntut dari runtuhnya ekonomi di daerah konflik di Gaza. ILO mencatat Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Gaza turun hingga 85% sejak konflik tahun lalu mulai.
ILO pun menyebut bahwa penurunan PDB di konflik sekarang merupakan penurunan tertinggi di sepanjang sejarah Palestina. Penurunan GDP terburuk sebelumnya terjadi di tahun 2001 sebanyak 15%.
“[Perang] telah mengubah kondisi sosio-ekonomi di Gaza secara luar biasa, dan juga sangat mempengaruhi pasar ekonomi dan ketenagakerjaan di Tepi Barat.” Lanjut Jaradat.
Pengaruh terhadap ekonomi dan angka pengangguran di Tepi Barat
Walaupun kebanyakan peperangan terjadi di Gaza, Tepi Barat Palestina pun terpengaruh ekonominya. Sebelum Oktober 2023, pengangguran di Tepi Barat berjumlah 14% dari total penduduk. Kini, angka itu mencapai 35%.
PDB Tepi Barat pun turun sebanyak 22% sejak konflik dimulai setahun lalu.