KoranMandala.com –Penduduk Gaza bukan hanya orang Islam saja, ada sekitar 1.500 orang Kristen di Gaza. Mereka pun terdampak karena adanya genosida yang di lakukan Israel.
“Ini adalah tanah air saya, dan kami adalah orang Kristen di sini, di Gaza selama lebih dari 1000 tahun, dan kami akan tetap seperti itu”. Tutur George Ayyad, seorang Kristen di Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel terhadap Palestina, khususnya warga Gaza telah menimbulkan banyak kerusakan. Salah satunya Gereja Saint Porphyrius di Kota Gaza (yang di yakini sebagai gereja tertua ketiga di dunia).
Gereja ini mengalami kerusakan fatal karena adanya penembakan di sekitar gereja tersebut. Sejumlah orang tewas dan sebagian mengalami luka-luka secara tragis.
Padahal nyatanya, agama Kristen di Gaza memiliki sejarah yang panjang, sudah ada sejak 1.600 tahun yang lalu. Meskipun sejak Maret 2024, hanya ada sekitar 1.000 orang Kristen di Gaza.
Hal ini di sebabkan adanya serangan rudal dari Israel pada 19 Oktober 2023, yang menyebabkan aula tempat tidur orang banyak runtuh seketika. Seluruh keluarga tewas, dan banyak yang terluka.
George Ayyad melanjutkan, “Ini terlalu berat untuk di jalani dan di tanggung manusia. Ini sebabnya kita adalah satu tubuh”.
Penderitaan seluruh warga di Palestina, di Gaza, adalah hal yang sangat mengerikan. Tidak layak di tanggung oleh manusia manapun.
Greek Patriarchate in Jerusalem berkata bahwa “Kita juga tidak boleh mengabaikan tugas kita untuk menggunakan suara kita sendiri untuk mendukung saudara-saudari kita, memastikan bahwa batu-batu hidup Gaza dilindungi untuk memenuhi janji ini. Jika tidak, mungkin ada tiga museum gereja di Gaza yang dapat kita kunjungi di masa mendatang”.
Di samping itu, banyak orang yang menganggap wilayah Gaza hanya di tempati oleh orang Islam saja. Hal ini kerap kali di jadikan dalih bagi sebagian orang untuk tidak perlu berempati besar terhadap warga di Palestina, di Gaza.
Seperti yang di sampaikan Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan. “Tak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina. Cukup menjadi manusia saja”.***