KoranMandala.com –FK Unisba mengadakan pelatihan untuk mencegah gangguan kesehatan yang muncul bersamaan, atau yang biasa disebut dengan sindrom metabolik. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 18 Oktober 2024 yang berlokasi di Gedung SPT RW 05 Komplek Kawaluyaan Indah, Kelurahan Jatisati, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung.
Di masyarakat perkotaan, termasuk warga di komplek, kerap kali mengalami gangguan kesehatan secara bersamaan (atau sindrom metabolik). Sindrom metabolik ini berkaitan dengan gangguan gula darah, tekanan darah, obesitas, dan kolesterol.
Tidak hanya menyerang orang lanjut usia, sindrom metabolik ini juga banyak ditemukan pada anak remaja atau bahkan anak usia dini.
Dalam upaya mencegah hal tersebut, Fakultas Kedokteran (FK) Unisba mengadakan pengabdian kepada masyarakat. Dengan judul kegiatan “Pelatihan Deteksi Dini dan Intervensi Penurunan Risiko Sindrom Metabolik Melalui Intermittent Fasting”.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan salah satu kinerja Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yakni oleh dosen FK Unisba dengan ketua tim pengabdi dr. Mia Kusmiati, MPd.Ked.,PhD. Dan anggotanya dr. Rizky Suganda Prawiradilaga, M.Kes, Ph.D dan Ismawati, M.Kes. Serta tim mahasiswa; Dwi Ulfah Rahmawati, Nanda Amalia DA, Kavin Abdurrahiem, Faadhila Amalia, Feri Ardhana, dan Raja Syafa Rexana.
Kegiatan ini diselenggarakan bekerjasama dengan tim PKK RW 05 dan kader posbindu yang beralamat di Jalan Kawaluyaan 1 no.15 B, Komplek Kawaluyaan Indah.
Hal ini didorong oleh adanya masalah (berdasarkan data Dinkes Kota Bandung), bahwa kecamatan Buah Batu merupakan wilayah dengan cakupan layanan kesehatan lansia terendah kedua (42,38%). Setelah Kecamatan Kiaracondong yang berada di 32,57%.
Pada pelatihan ini, lebih mengkhususkan kepada masyarakat lansia yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang pola makan sehat. Pola makan sehat ini berkaitan dengan kesehatan metabolik dan pencegahan serta pengendalian risiko sindrom metabolik.
Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi tentang sindrom metabolik, faktor risiko, dan deteksi dini sindrom metabolik.
Kemudian tahap yang kedua adalah melakukan pendampingan dan pelatihan Kader Posbindu di lapangan dalam melakukan deteksi dini sindrom metabolik. Sekaligus pengukuran tekanan darah, kadar gula darah puasa, dan kolesterol darah.
Kegiatan diikuti secara antusias oleh sebanyak 49 orang (terdiri dari 9 orang kader posbindu dan 40 orang lansia). Diharapkan setelah para kader dilatih untuk mendeteksi dini sindrom metabolik dapat dilanjutkan kepada para peserta lansia RW 05. Supaya menerapkan pola hidup sehat yang mendukung kesehatan metabolik mereka.***