KoranMandala.com –Menurut Zimbabwe Livelihoods Assessment Committee (ZimLAC) 2024, sebanyak 7,6 juta orang (50 persen dari total populasi) di negara tersebut menghadapi krisis pangan. Selain itu, kasus anak kurus karena gizi buruk meningkat dari 4,1 persen menjadi 4,9 persen masing-masing pada tahun 2023 dan 2024.
Selain itu juga, 4 persen dari sumber air yang terdata di negara tersebut telah mengering, dan 11 persen titik air mengalami kerusakan.
Sejak Januari 2024, lebih dari dua juta anak berusia 6-59 bulan telah diperiksa untuk wasting (mengalami kekurangan gizi). Dan 7.004 anak telah menerima perawatan.
Per 31 Agustus 2024, sebanyak 304.112 anak telah menerima dosis pertama campak rubella 1. Dan lebih dari dua juta orang mengakses layanan kesehatan primer esensial di fasilitas yang didukung oleh UNICEF.
Kasus diare umum meningkat dari 29.445 pada bulan Juli menjadi 43.661 pada bulan Agustus. Dari kasus yang dilaporkan pada bulan Agustus, 55 persen di antaranya adalah anak-anak di bawah usia lima tahun.
UNICEF menjangkau 434.035 orang (termasuk 86.807 anak-anak dan 135 penyandang disabilitas) dengan menyediakan air bersih di daerah yang terdampak kolera dan kekeringan.
Lalu, siapakah presiden ZImbabwe?
Emmerson Mnangagwa, merupakan presiden Zimbabwe yang menjadi presiden ketiga dari negara tersebut. Jabatan presiden Mnangagwa sudah berjalan selama hampir 6 tahun lamanya, yakni sejak 24 November 2017. Umurnya pun sudah cukup tua, berusia 82 tahun.
Mnangagwa disebut sebagai ‘Sang Buaya’, karena terkenal akan kekejamannya. Sejumlah pihak menyebut julukan itu disematkan pada Mnangagwa karena kecerdikannya dalam hal politik.
Namun tampaknya, krisis pangan yang dialami Zimbabwe belum dapat terselesaikan oleh pemerintah negaranya sendiri. Kendati demikian, pemerintah Zimbabwe terus melakukan hubungan dengan negara-negara lain, salah satunya Indonesia.