KoranMandala.com -Penyakit cacar merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia, karena virusnya yang sangat mudah menyebar. Terutama ketika belum ada penemuan terhadap vaksinnya. Hal ini pernah dimanfaatkan oleh para pemimpin perang sebagai senjata biologis dalam menaklukkan lawan.
Cacar atau yang dikenal juga dengan cacar air atau varicella, merupakan infeksi virus yang ditandai dengan ruam kulit yang gatal dan merah di beberapa bagian tubuh.
Tepatnya pada awal abad ke-14 oleh para tentara Tartar, dengan melemparkan mayat penderita cacar kepada lawannya. Sejak itu, cacar menjadi senjata biologis untuk membunuh populasi, terutama dalam peperangan.
Israel Serang Iran, Ini Sejarah Hubungan Israel-Iran Sejak 7 Oktober
Orang pertama yang menyarankan hal tersebut adalah Sir Jeffery Amherst, sang panglima Inggris di Amerika Utara. Ketika keadaan Inggris terdesak oleh Amerika, Amherst berkata:
“Apakah ada kemungkinan untuk menyebarkan cacarnya ke orang-orang Indian? Dalam situasi ini kita harus menggunakan segala strategi untuk melemahkan mereka”.
Pada abad-abad setelahnya, cacar kembali di jadikan sebagai senjata biologis dalam perang antara Perancis dan Inggris, pada tahun 1754-1767 di Amerika Utara yang kini merupakan Kanada.
Ketika itu, para serdadu Inggris bertugas menyebarkan selimut bekas penderita cacar dari rumah sakit, kepada penduduk Amerika. Insiden ini kemudian menjadi epidemi dan menewaskan setengah dari populasi Amerika kala itu.
Beberapa tahun setelahnya, Inggris kembali menyebarkan cacar kepada pasukan Amerika pada Perang Revolusi Amerika 1775. Wabah cacar kedua kalinya ini menimbulkan kekacauan dan membunuh 10 ribu orang Amerika.
Vaksin cacar kemudian pertama kali di temukan oleh Edward Jenner, seorang dokter asal Inggris. Jenner melakukan uji teori kepada anak tukang kebun bernama James Phipps.
Pada tahun 1930-an, Uni Soviet berusaha mengembangkan virus cacar dengan rencana produksi dalam skala besar kepada antarbenua. Untungnya, program ini gagal karena dana yang tidak memenuhi.
Pada 1967, berbagai penjuru dunia mulai bersuara soal penggunaan cacar sebagai senjata biologis perang. World Health Organization (WHO) pada 1980 mulai menyarankan kepada seluruh dunia agar berhenti mengembangkan virus ini. Kemudian WHO merekomendasikan agar seluruh virus di hancurkan pada 1999.***