KoranMandala.com –Pesulap Sutarno, yang dikenal sebagai Pak Tarno, tampak berjualan di depan SDN Semper Barat 01 di Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat (25/10/2024). Meskipun harus berpanas-panasan di bawah terik matahari.
Pak Tarno merupakan seorang pesulap, komedian, presenter, dan pemeran. Tarno terkenal dengan slogannya ketika tampil di berbagai acara, yakni “dibantu ya, bimsalabim jadi apa, prok-prok-prok”.
Berusia 74 tahun, Tarno saat ini sedang berjuang menghidupi dirinya dan keluarganya. Bertempat tinggal di Losari, Jawa Barat, Pak Tarno ternyata memiliki 7 anak yang harus bersama-sama bertahan hidup.
Pak Tarno terlihat beberapa kali mengantuk sambil duduk di kursi roda, menunggu para siswa pulang sekolah untuk membeli dagangannya. Kegiatan berdagang ini menjadi cara bagi Pak Tarno untuk menambah pemasukan di tengah hari-harinya yang sepi dari panggilan pertunjukan sulap.
Meskipun tidak melayani langsung, Pak Tarno dibantu oleh rekannya, Slamet, dan istrinya, Dewi. “Iya, ini buat tambahan uang sambil mengisi hari-hari Pak Tarno. Pak Tarno orangnya aktif, enggak bisa diam. Ini maunya bikin mainan tembak-tembakan dari kayu,” ujar Slamet yang menemani Pak Tarno berjualan, Jumat.
Setiap hari, Pak Tarno, Slamet, dan Dewi berjualan mainan dari sekolah ke sekolah di sekitar Tanjung Priok hingga Cilincing.
Hari ini, Pak Tarno tetap berjualan meski baru saja menjalani infus di pagi hari, dan selang infus pun masih terpasang di tangannya. “Setiap hari infus, biasanya antara jam 10.00 atau sore jam 16.00,” kata Slamet.
Slamet menjelaskan bahwa dokter tidak melarang Pak Tarno untuk berjualan atau mengambil panggilan sulap, meski Pak Tarno pernah mengalami stroke. Dokter hanya menyarankan agar Pak Tarno menjaga pola makan.
“Nggak masalah dagang, yang penting menjaga makan. Bisa makan ikan, sayuran seperti labu atau timun,” kata Slamet.
Sebagai informasi, Pak Tarno pernah mengalami stroke ringan pada 2018. Pada 2023, ia juga diberitakan mengalami penipuan oleh manajernya, yang mengambil uangnya secara bertahap. “Pertama ambil Rp 50 ribu, minta lagi Rp 50 ribu, jadinya Rp 100 ribu,” kata Pak Tarno.***