KoranMandala.com –Aktivitas vulkanik Gunung Iya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa minggu terakhir.
Pada 5 November 2024, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menaikkan status gunung ini menjadi Siaga Level III. Keputusan ini di ambil karena peningkatan aktivitas gempa sejak Oktober, yang menimbulkan kekhawatiran akan potensi erupsi besar.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menyatakan bahwa keputusan menaikkan status ini berdasarkan pada hasil pengamatan yang teliti.
“Kami menaikkan status ini demi keselamatan masyarakat,” kata Wafid dalam pernyataannya di Jakarta. Aktivitas vulkanik Gunung Iya berpotensi memicu patahan di dalam gunung yang dapat menyebabkan tsunami, terutama jika pergerakan magma semakin kuat.
Dengan kenaikan status ini, Badan Geologi telah mengimbau masyarakat agar menjauhi area dalam radius tiga kilometer dari kawah. Pengamatan intensif terus dilakukan untuk memastikan kesiapan masyarakat dalam menghadapi potensi terburuk.
Seberapa besar risiko erupsi dan tsunami dari Gunung Iya?
Badan Geologi menyatakan bahwa potensi erupsi Gunung Iya semakin besar seiring dengan meningkatnya aktivitas vulkanik. Muhammad Wafid menjelaskan bahwa pergerakan magma yang kuat dapat memicu gempa di sekitar pegunungan, yang berisiko menimbulkan patahan di dalam gunung. Jika patahan ini mencapai laut, risiko terjadinya tsunami akan semakin tinggi.
“Kami masih memantau dan mengkaji dinamika kondisi Gunung Iya. Jika terjadi gempa di sekitar pegunungan, patahan yang terbentuk bisa memicu tsunami,” kata Wafid. Meningkatkan kewaspadaan menjadi sangat penting, terutama karena wilayah Ende yang berada di pesisir rentan terhadap dampak gelombang tsunami.
Meskipun belum ada erupsi besar, masyarakat di imbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi resmi dari PVMBG dan Badan Geologi.
Masyarakat di minta tetap tenang namun waspada, serta mengikuti instruksi resmi dari pihak berwenang. BPBD Ende telah melakukan sosialisasi terkait jalur evakuasi dan lokasi pengungsian sebagai langkah mitigasi risiko.
Selain itu, posko darurat juga di dirikan di beberapa lokasi strategis untuk memantau situasi dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat.***