Namun, jalur ini juga tak luput dari kemacetan parah, menyisakan hanya kendaraan roda dua yang masih mampu melintas.
Di beberapa titik, petugas kepolisian dan TNI tampak sibuk mengatur lalu lintas untuk mengurai kemacetan. Atep, seorang pedagang asongan yang biasa berjualan di kawasan Dayeuhkolot, menyebut banjir ini sudah menjadi rutinitas tahunan yang meresahkan.
“Daerah yang kena banjir pasti Dayeuhkolot, Cijagra, Bolero,” ungkapnya kepada wartawan.
Masyarakat setempat berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi banjir yang terus mengganggu kehidupan mereka.
“Kami ingin solusi, bukan janji,” keluh seorang warga yang tak ingin disebutkan namanya.
Masalah banjir di Dayeuhkolot kembali menjadi ujian bagi komitmen pemerintah dalam menangani bencana yang sudah bertahun-tahun melanda kawasan ini. Warga menunggu aksi nyata, bukan sekadar wacana.***