KoranMandala.com – Kota Bandung kembali bergulat dengan permasalahan banjir. Meskipun intensitas hujan saat ini masih tergolong rendah, sejumlah wilayah di Kota Bandung, seperti Gedebage, Kopo, dan Cibaduyut, secara rutin terendam banjir.
Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, kawasan Gedebage misalnya, rata-rata terendam banjir hingga 50 cm setinggi air sebanyak tiga kali dalam setahun. Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas warga dan menyebabkan kerugian materi yang cukup signifikan.
Beberapa faktor menjadi penyebab utama terjadinya banjir di wilayah-wilayah tersebut. Pertama, kapasitas drainase yang tidak memadai. Sistem drainase yang ada seringkali tidak mampu menampung volume air hujan yang tinggi, sehingga terjadi genangan.
Update Kondisi Banjir Bandang di Kabupaten Bandung, Tiga Rumah Rusak Parah
Kedua, penyempitan sungai dan saluran air akibat sedimentasi dan pembangunan di bantaran sungai. Ketiga, alih fungsi lahan yang semakin mengurangi daerah resapan air.
Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi menyebutkan, Pemerintah Kota Bandung telah berupaya mengatasi masalah banjir dengan membangun kolam retensi di Gedebage.
Kolam retensi ini diharapkan dapat menampung kelebihan air hujan sehingga mengurangi risiko banjir. Namun, solusi ini belum berdampak besar terhadap banjir yang ada di kawasan Gedebage.
“Kolam retensi memang dapat membantu mengurangi genangan air, tetapi tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah banjir. Kita perlu mencari solusi jangka panjang yang lebih komprehensif,” ujar Didi.
Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Seperti kerusakan infrastruktur dan penyakit.***