KoranMandala.com -Banjir akibat meluapnya Sungai Citarum terus meluas di Kabupaten Bandung, Sabtu 23 November 2024. Ketinggian air yang naik secara perlahan menyebabkan beberapa wilayah semakin parah terdampak. Warga pun terpaksa mengungsi dengan membawa sedikit harta benda yang bisa diselamatkan.
Jalur utama seperti Jalan Raya Dayeuhkolot kini terputus total, sementara akses dari Baleendah menuju Terusan Buahbatu macet parah karena genangan air di kawasan Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, dan Kampung Mekar Sari, Kecamatan Baleendah.
” Motor jangan makasih. Banyak yang mogok,” teriak Iptu Ismail, petugas polisi yang mengatur lalulintas di Kampung Mekar Sari.
Habiskan Rp 1 Triliun untuk Infrastruktur, Banjir Dayeuhkolot Tak Kunjung Teratasi
Wilayah Terendam Luas
Pantauan Koran Mandala menunjukkan banjir tak hanya merendam Cijagra, tetapi juga wilayah lain seperti Cigebar, Bojongsari, Babakan Leuwi Bandung, dan Bolero. Beberapa kampung di Kecamatan Baleendah juga mulai tenggelam, termasuk Kampung Mekar Sari, gang di Kampung Andir depan Rumah Pompa, halaman markas BPBD Kabupaten Bandung dan Universitas Baleendah pun tergenang air.
Di daerah Kaum dan Bolero, ketinggian air mencapai 1 hingga 1,5 meter. Rumah-rumah warga, kendaraan pribadi, bahkan fasilitas umum terendam air.
Warga Mengungsi
Sejumlah warga memilih mengungsi ke gang bekas rel kereta api di Dayeuhkolot. Mereka hanya mampu membawa barang-barang yang mudah diselamatkan, sementara harta benda lainnya terpaksa ditinggalkan.
Sebagian dari mereka ada yang mengungsi di Masjid Jami Musthofa di ujung Jembatan Dayeuhkolot.
“Jangan maksain masuk, Kang. Air sudah tinggi,” ujar Nana (36), warga Kampung Kaum, kepada wartawan yang mencoba masuk ke arah PT. PLN Pusharlis Dayeuhkolot melalui gang bekas rel kereta api Bandung-Ciwidey.
Bencana Puluhan Tahun
Cijagra, Bolero dan Kaum, yang kerap menjadi daerah pertama terendam saat Sungai Citarum meluap, mencerminkan derita panjang warga akibat banjir musiman yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Buruknya sistem sanitasi memperburuk situasi. Warga sering mengalami kerugian besar akibat kerusakan rumah, hilangnya harta benda, hingga terpapar penyakit yang muncul setelah banjir.
Hingga kini, warga hanya bisa pasrah menghadapi bencana tahunan ini. Mereka berharap ada upaya nyata dari pihak terkait untuk mengatasi masalah banjir yang sudah menjadi mimpi buruk bagi masyarakat Kabupaten Bandung.