KoranMandala.com -Banjir tahunan yang rutin melanda Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, setiap musim hujan memaksa masyarakat setempat untuk terus beradaptasi. Meski terdampak bencana, mereka tetap mencari cara agar bisa beraktivitas, bekerja, dan bertahan di tengah genangan air yang meluas.
Pada Sabtu 23 November 2024, genangan air cukup dalam menutup Jalan Raya Dayeuhkolot di depan PT. PLN Pusharlis. Kendaraan bermotor tak berani melintas. Namun, warga yang harus bekerja atau mengungsi ke tempat aman memilih menggunakan delman atau perahu sebagai alternatif transportasi.
“Lumayan, Pak. Rezeki musiman,” ujar Ato, seorang kusir delman yang memanfaatkan banjir untuk mencari nafkah. Delman menjadi pilihan transportasi unik yang diminati warga, terutama di jalan-jalan yang terendam parah.
Dinas PUPR Jawa Barat Bungkam Soal Banjir Dayeuhkolot yang Lumpuhkan Aktivitas Warga
Anak-Anak dan Hewan Ikut Beradaptasi
Di tengah kesulitan yang dirasakan banyak orang, anak-anak justru memanfaatkan banjir sebagai hiburan. Mereka tampak bermain di genangan air tanpa memperdulikan risiko yang mungkin terjadi.
Tak hanya manusia, hewan pun terpaksa beradaptasi. Di Kampung Cijagra, seekor anjing terlihat berdiam di atas atap rumah warga, menghindari air yang terus naik.
Aktivitas Tetap Berjalan
Banjir tak menghentikan aktivitas sebagian warga. Pedagang kaki lima dengan gerobak dorong tetap berjualan, baik di tempat pengungsian maupun di pinggir jalan yang ramai oleh warga kebingungan. Mereka menyasar orang-orang yang terpaksa menghentikan perjalanan akibat genangan air.
Bagi masyarakat Dayeuhkolot, banjir bukan lagi sekadar musibah, tetapi bagian dari kehidupan yang harus mereka jalani setiap tahun. Adaptasi dan kreativitas menjadi kunci untuk bertahan di tengah tantangan yang tak kunjung usai.