KoranMandala.com –Baru-baru ini sedang ramai di media sosial, Suku Togutil yang menarik perhatian publik. Hal ini karena beredar video di X.com, yang diunggah oleh @Heraloebss mengenai warga Suku Togutil (seorang pria) yang mendatangi para pria di Hutan Halmahera.
Para pria tersebut merupakan para pekerja tambang dari perusahaan yang sedang melakukan pengukuran atau pengeboran tanah.
Video yang berdurasi 1 menit 25 detik itu terlihat seorang pria dengan pakaian khas kampung adat suku tertentu. Dengan rambut, kumis, dan jenggot yang sangat tebal, menghampiri sejumlah pria.
Tradisi Unik Pernikahan Suku Baduy Dalam, Kedua Pasutri Diusir dari Kampung Halaman Jika Cerai
Mengutip dari akun @Heraloebss di X.com, terdapat percakapan antara pria asal Suku Togutil tersebut dengan para pekerja tambang.
Bermula dari pria Suku Togutil yang menanyakan asal para pria pekerja yang berada di Hutan Halmahera tersebut. Para pekerja menjawab bahwa mereka dari Waijoi (sebuah desa di Kecamatan Wasile Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara).
Pria Suku Togutil kembali bertanya “Kalian ini siapa?”. Dan pekerja tambang menjawab “Kami dari perusahaan”. Yakni orang-orang perusahaan yg bertugas bagian pengukuran/pengeboran tanah.
Selanjutnya, pria asal suku pedalaman tersebut berkata bahwa “Kita semua sama (sama2 manusia)”. Bahwa sesama manusia harus saling menyayangi. Kemudian pria tersebut meminta tolong untuk diberikan makanan, untuknya dan ayahnya.
Sambil bersalaman, pria Suku Togutil itu berucap “Homaka ngone-ngone homaka hayanga”. Artinya bahwa saling menyayangi dan saling menjaga satu sama lain.
Suku Togutil, yang juga populer dengan penyebutan Suku Tobelo Dalam, adalah kelompok etnis yang menjalani kehidupan nomaden di dalam hutan.
Mereka tersebar di kawasan hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo, dan Buli. Merupakan bagian dari Taman Nasional Aketajawe-Lolobata di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.
Istilah “Togutil” pertama kali diperkenalkan oleh etnografer Belanda, J. Platenkamp, yang mempelajari kehidupan masyarakat adat di Halmahera. Nama ini berasal dari bahasa Tobelo, “O’Tau Gutili”, yang memiliki arti “rumah obat”.
Selain itu, ada kisah yang menyebutkan bahwa orang Togutil sebenarnya berasal dari komunitas pesisir yang melarikan diri ke hutan untuk menghindari kewajiban membayar pajak.
Pada tahun 1915, Pemerintah Belanda pernah berupaya memukimkan mereka di Desa Kusuri dan Tobelamo. Namun, karena enggan membayar pajak, mereka kembali ke hutan, sehingga upaya tersebut tidak berhasil. Kisah ini kemudian berkembang, tetapi ternyata cerita tersebut tidaklah benar.***