KoranMandala.com -Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandung menggelar diskusi bertema “Jurnalis dan Perubahan Iklim” pada Senin, 25 November 2024. Acara ini berlangsung di Café Serumah Reunite, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung.
Diskusi bertujuan mendorong aksi dan kebijakan terkait perubahan iklim di berbagai tingkatan pemerintahan, komunitas, dan sektor swasta. Pakar meteorologi ITB, Tri Wahyu Hadi, menjadi salah satu narasumber dalam diskusi tersebut.
“Jurnalis berperan penting menyampaikan berita perubahan iklim agar publik memahami isu ini,” ujar Tri Wahyu Hadi. Ia menambahkan, keterlibatan aktor non-pemerintah diperlukan untuk membangun kesadaran kritis dari masyarakat tingkat bawah.
Menurutnya, jurnalis memiliki tanggung jawab menyebarkan praktik adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang cerdas kepada masyarakat luas.
Jurnalis senior, Mohammad Hilmi Faiq, menjelaskan bahwa masyarakat sering menjadi pihak paling rentan terkena dampak perubahan iklim.
“Eksploitasi besar-besaran memperburuk krisis iklim, memicu konflik agraria, dan menyengsarakan masyarakat lokal,” katanya. Ia menekankan pentingnya suara masyarakat terdampak dimasukkan dalam laporan jurnalistik.
Hilmi juga menyarankan jurnalis memahami masalah lokal untuk menghasilkan karya jurnalistik yang relevan dan bermakna.
“Program ini mendorong kolaborasi antara jurnalis profesional dan jurnalis warga,” ujar Yunike, salah satu penggagas acara.
AJI Kota Bandung berharap diskusi ini mendukung jurnalis menghasilkan laporan berkualitas dan memperkuat peran mereka dalam isu iklim.