KoranMandala.com Sutradara film Eksil, Lola Amaria, mengajak generasi milenial dan Gen Z untuk tidak melupakan sejarah kelam Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait dugaan keterlibatannya dalam penculikan aktivis, kerusuhan Semanggi, dan pelanggaran HAM pada 1998. Ajakan ini ia sampaikan usai diskusi pemutaran film Eksil di Universitas Parahyangan (Unpar), Bandung, beberapa waktu lalu.
Lola mengungkapkan keresahannya terhadap minimnya pengetahuan generasi muda tentang masa lalu Presiden Prabowo. “Anak sekarang tidak tahu apa yang terjadi pada 1998. Mereka tidak diajarkan di sekolah, sehingga tidak paham sepak terjang Presiden Prabowo saat itu,” ungkap Lola.
Sinopsis Film Hutang Nyawa: Adaptasi dari Kisah yang Viral di Media Sosial!
Menurutnya, 58 persen pemilih Prabowo dalam Pilpres 2024 berasal dari Gen Z dan milenial yang kurang mendapat informasi sejarah tersebut. Film Eksil, yang dirilis pada 7 Februari 2024, seminggu sebelum Pilpres, menjadi upaya Lola mengingatkan masyarakat akan masa lalu Prabowo, termasuk statusnya sebagai menantu Soeharto.
“Bukan untuk provokasi, tetapi sebagai pengingat. Sayangnya, upaya ini tidak berhasil, dan akhirnya kita harus menerima kenyataan terpilihnya Prabowo,” kata Lola.
Lola menyebut bahwa Indonesia perlu bersiap menghadapi segala kemungkinan di bawah rezim Prabowo. “Kita harus berpikir positif, mungkin ini adalah fase buruk yang harus dilalui sebelum mendapatkan perubahan yang lebih baik,” tambahnya.
Sebagai informasi, Prabowo pernah menjabat sebagai Komandan Kopassus pada 1997–1998 dan terlibat dalam kasus penculikan aktivis. Kini, pemerintahannya dinilai berusaha mengaburkan sejarah tersebut, salah satunya dengan memasukkan mantan aktivis 1998, seperti Nezar Patria, Budiman Sudjatmiko, dan Faisol Riza, ke dalam kabinet.
Lola berharap generasi muda terus menjaga ingatan kolektif bangsa dan tetap kritis terhadap pemerintahan. “Ingat sejarah, karena melupakan adalah awal dari pengulangan kesalahan,” pungkasnya.