KoranMandala.com – Perayaan Imlek tak lengkap tanpa kehadiran kue keranjang. Kue manis berwarna cokelat keemasan ini telah menjadi ikonik dalam perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia. Lebih dari sekadar hidangan lezat, kue keranjang memiliki sejarah panjang dan makna mendalam yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Sejarah Kue Keranjang
Asal-usul kue keranjang dapat ditelusuri hingga ribuan tahun lalu di Tiongkok. Kue ini awalnya dipersembahkan sebagai sesaji kepada dewa-dewa dan leluhur. Bahan utama kue keranjang adalah tepung ketan dan gula, yang melambangkan kehidupan yang manis dan lengket, serta hubungan keluarga yang erat.
Di Indonesia, kue keranjang dikenal dengan berbagai nama, seperti dodol Cina atau kue bakul. Seiring berjalannya waktu, tradisi membuat kue keranjang telah berakar kuat di masyarakat Tionghoa Indonesia dan bahkan telah menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia yang lebih luas.
Makna Kue Keranjang
Kue keranjang memiliki beragam makna simbolis dalam budaya Tionghoa. Beberapa di antaranya adalah:
- Kemakmuran: Bentuk kue keranjang yang semakin tinggi melambangkan harapan akan peningkatan rezeki dan keberuntungan di tahun yang baru.
- Keterikatan: Tekstur kue keranjang yang lengket melambangkan hubungan keluarga yang erat dan kekompakan.
- Kesatuan: Bentuknya yang bulat melambangkan kesatuan dan kelengkapan.
- Keberuntungan: Rasa manisnya melambangkan harapan akan kehidupan yang penuh kebahagiaan.
Tradisi Membuat Kue Keranjang
Proses pembuatan kue keranjang cukup rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Adonan yang terbuat dari tepung ketan dan gula harus terus-menerus diaduk sambil dimasak hingga mencapai tekstur yang kenyal. Proses ini melambangkan kerja keras dan ketekunan dalam mencapai tujuan.
Setelah matang, adonan kemudian dicetak ke dalam cetakan berbentuk bulat atau persegi. Proses pencetakan ini juga memiliki makna simbolis, yaitu harapan agar rezeki dan keberuntungan semakin meluas.
Vihara Dharma Loka Garut Siapkan 200 Lampion Sambut Tahun Baru Imlek
Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek
Kue keranjang memiliki peran penting dalam perayaan Imlek. Kue ini biasanya disajikan sebagai hidangan utama saat berkumpul bersama keluarga besar. Selain itu, kue keranjang juga sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai jenis makanan, seperti bubur kacang hijau atau kue lapis.
Varian Kue Keranjang
Seiring perkembangan zaman, kue keranjang mengalami berbagai inovasi. Kini, kita dapat menemukan berbagai varian kue keranjang dengan rasa dan bentuk yang berbeda-beda. Ada kue keranjang yang diberi tambahan kacang, buah-buahan kering, atau bahkan cokelat. Meskipun begitu, makna dan simbolisme kue keranjang tetap sama, yaitu sebagai simbol kemakmuran dan kebahagiaan.
Menjaga Tradisi
Dalam era modern seperti sekarang, tradisi membuat kue keranjang masih terus lestari. Banyak keluarga Tionghoa di Indonesia yang tetap mempertahankan tradisi membuat kue keranjang sendiri sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan untuk mempererat tali silaturahmi.
Kenapa Kue Keranjang atau Dodol Cina Selalu Ada Saat Imlek? Ini Dia Jawabannya!
Orang-orang Tionghoa percaya bahwa kue keranjang bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga merupakan warisan budaya yang sarat akan makna. Melalui kue keranjang, kita dapat belajar tentang nilai-nilai luhur seperti kemakmuran, keterikatan, kesatuan, dan keberuntungan. Dengan menjaga tradisi membuat kue keranjang, kita turut melestarikan budaya Tionghoa di Indonesia.