3. Trump Berkomitmen pada NATO
Trump selama ini dikenal skeptis terhadap NATO, sehingga muncul kekhawatiran bahwa ia akan menarik AS dari aliansi tersebut. Namun, ketika ditanya mengenai Pasal 5 NATO—yang mengharuskan semua anggota membantu jika ada serangan militer—Trump menyatakan dukungannya.
“Saya mendukungnya,” kata Trump singkat. Starmer pun menegaskan bahwa Inggris dan AS tetap menjadi mitra utama dalam pertahanan global. Meski begitu, ia sejalan dengan Trump dalam mendorong negara-negara Eropa untuk meningkatkan investasi pertahanan mereka.
4. Sikap Berbeda soal Perang Rusia-Ukraina
Salah satu isu utama dalam pembahasan adalah perang Rusia di Ukraina. Trump sebelumnya mengejutkan dunia dengan menyalahkan Ukraina atas konflik tersebut dan menyebut Presiden Volodymyr Zelenskyy sebagai “diktator.”
Starmer mengapresiasi upaya Trump dalam mendorong negosiasi perdamaian tetapi menekankan bahwa kesepakatan tersebut tidak boleh menguntungkan pihak agresor.
“Sejarah harus berpihak pada pembawa perdamaian, bukan penyerang. Taruhannya sangat tinggi, dan kami berkomitmen untuk mencapai kesepakatan yang adil,” ujar Starmer.
Trump dijadwalkan bertemu Zelenskyy pada Jumat, di mana negosiasi terkait akses AS ke mineral langka Ukraina menjadi salah satu agenda utama.
5. Starmer Dukung Solusi Dua Negara untuk Konflik Israel-Palestina
Konflik di Gaza turut dibahas dalam pertemuan ini. Trump sebelumnya mengusulkan agar AS “mengambil alih” Gaza dan mengubahnya menjadi resor mewah. Namun, dalam pertemuan ini, ia memilih bersikap lebih diplomatis dan tidak menyampaikan pernyataan kontroversial.
Sebaliknya, Starmer dengan tegas mendukung solusi dua negara sebagai jalan keluar untuk konflik Israel-Palestina.
“Gencatan senjata harus terus berlanjut, sandera harus dikembalikan, dan warga Palestina harus diberi kesempatan membangun kembali kehidupan mereka. Solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi,” ujar Starmer.*** (Sindi Pebrianti)