Koran Mandala – Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang dikenal dengan kebijakan anti-narkoba yang keras, menghadapi nasib tak terduga.
Tak lama setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-80, Duterte ditangkap setibanya di Manila dari Hong Kong.
Pemerintah Filipina menerima surat perintah dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan segera mengeksekusinya.
Login! 15 Akun FF Sultan Gratis yang Masih Aktif untuk Hari Ini 13 Maret 2025
Dalam kondisi lemah dan bertopang pada tongkat, Duterte langsung dibawa ke pangkalan militer sebelum diterbangkan ke Den Haag untuk menghadapi pengadilan.
Penangkapannya mengejutkan banyak pihak, mengingat ia pernah menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh di Filipina.
Keluarga dan tim kuasa hukumnya menyebut tindakan ini tidak sah serta mengabaikan kondisi kesehatannya.
Aliansi yang Retak
Saat menjabat, Duterte membangun hubungan erat dengan keluarga Marcos, dinasti politik yang dipimpin oleh Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr., putra mantan diktator Ferdinand Marcos.
Kesepakatan politik antara mereka mengantarkan Bongbong menjadi presiden dan putri Duterte, Sara Duterte, sebagai wakilnya. Kesepakatan ini diharapkan mengamankan posisi politik Duterte dan keluarganya pasca-lengser.
Namun, hubungan tersebut memburuk ketika Sara Duterte gagal mendapatkan jabatan Menteri Pertahanan dan justru ditempatkan sebagai Menteri Pendidikan.
Sementara itu, Presiden Marcos mengambil jalur politik yang berbeda dari Duterte, mendekat ke Amerika Serikat, bersikap lebih tegas terhadap China, dan menghentikan kebijakan keras terhadap pengedar narkoba.