KORANMANDALA.COM – Amarah yang sudah terpendam sejak berpuluh tahun itu kini memuncak dalam diri para mujahid Palestina.
Sebab rasa dendam warga Palestina tak terbendung lagi tatkala menyaksikan rumah-rumah dihancurkan hingga serangan demi serangan digencarkan Zionis Israel untuk berniat menguasai wilayah.
Terlebih lagi, anak-anak dan para wanita yang tak bersalah pun menjadi korban kebrutalan Zionis Israel hingga nyawa mereka melayang.
Kini, di awal bulan Oktober 2023, warga Palestina serentak berdiri tegak. Dalam dua hari terakhir, wilayah Jalur Gaza kembali memanas.
Baca Juga: Pejuang Hamas Invasi Israel, Para Tentara Zionis Israel Bertumbangan di Hari Raya Simchat Torah
Zionis Israel yang pernah memblokade wilayah perbatasan Jalur Gaza dengan sebuah tembok kawat, pada akhirnya harus menyaksikan kerusakan akibat diterobos dan dirobohkan oleh para mujahid menggunakan bulldozer dan alat seadanya.
Pagar pembatas berduri yang mereka buat dengan susah payah itu, kini porak poranda bersamaan dengan gemuruh ‘Allahu Akbar’ dari warga Palestina.
Tak berhenti sampai di situ, Hamas yang merupakan kelompok militan Islam Palestina, ikut terjun membantu untuk melakukan serangan terhadap Zionis Israel.
Baca Juga: Jelang Ditutup, Intip Update Jumlah Pelamar Seleksi CPNS dan PPPK 2023, Banyak yang Tidak Memenuhi Syarat?
Seakan membalas tumpahan darah dari warga Palestina yang telah gugur selama puluhan tahun, Hamas berikan penyerangan terhadap Zionis yang menewaskan sedikitnya 250 orang.
Alasan kuat Hamas atas keikutsertaannya dalam operasi besar-besaran yang disebut ‘Taufan Al Aqsa’ itu merupakan bentuk respons terhadap penodaan Masjid Al-Aqsa dan kekerasan yang dilakukan Zionis Israel kepada pemukim Palestina.
Kendati begitu, Israel tampaknya tak mau diam saja atas serbuan yang diberikan padanya. Wilayah Gaza kembali dibombardir hingga meruntuhkan bangunan-bangunan dan mengguggurkan warga sipil Palestina, termasuk anak-anak.