KORANMANDALA.COM – Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan para dosen Jurusan Teknik Kimia dari Politeknik Negeri Bandung (Polban), sukses memberdayakan para tani perempuan di Kampung Pamucatan, Desa Arjasari melalui olahan produk serbuk herbal.
“Alhamdulillah ini sudah ketiga kalinya kami melakukan PKM di sini, mulai dari tahun 2021 para ibu baru merintis usaha pembuatan serbuk herbal ketika itu produknya baru kunyit dan jahe,” kata Ketua PKM Polban, Riniati di Desa Arjasari pada Jumat, 11 Agustus 2023.
Sampai di 2023 ini, ‘Herbanis’ sebagai produsen herbal binaan para dosen Polban, sudah tampak cukup maju dan memiliki varian produk yang lebih banyak.
“Dan sekarang 2023 Herbanis mulai mengembangkan produknya berupa minuman siap minum lebih praktis, seperti lemon sereh, minuman bunga telang dan lain sebagainya. Dari yang sebelumnya hanya produksi serbuk herbal saja,” ujar Riniati.
Baca juga: Polban Berikan Pelatihan Instalasi AC Split untuk Pemuda Karang Taruna di Desa Ciwaruga Bandung
Oleh karena itu, pada PKM kali ini para dosen dari Polban yang dipaparkan oleh Nancy Siti Djenar, mengajarkan para ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT) cara meningkatkan mutu produk minuman herbal agar bisa bertahan lebih lama dengan teknik pasteurisasi.
“Kami mencoba berbagi ilmu bagaimana agar produk cair ini ketahanannya bisa lebih panjang. Itulah topik pengabdian hari ini,” kata Riniati.
Sementara itu, Ketua KWT, Rengganis Heni Rohaeni yang juga founder dari Herbanis, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan PKM dosen dari Polban ini.
“Alhamdulillah yang kita rasakan tentunya dengan kegiatan dari Polban ini mendapatkan ilmu yang sangat membantu meningkatkan kualitas herbal di Desa kami,” kata Heni.
Menurutnya, PKM Polban berperan signifikan terhadap perjalanan Herbanis, karena dilakukan secara berkelanjutan mulai dari tahun 2021 sampai 2023 sekarang.
“Dari tahun pertama sampai sekarang yang ketiga tentunya memiliki dampak yang signifikan mulai dari kualitas produk olahan kita, kemudian juga karena pendampingan dari Polban variasi produk juga semakin berkembang semakin banyak dan membantu juga dari segi pemasaran,” kata Heni.
Baca juga: Jelang Penutupan Masa DCS, Jumlah Bacaleg DPRD Jawa Barat Berkurang
Tak sampai di situ, Polban juga memberikan dukungan secara materil kepada KWT di Desa Arjasari ini agar produksi herbal semakin maju dan besar. Adapun bantuan yang diberikan berupa peralatan pendukung, seperti freezer, blender, alat pemeras jeruk, dan peralatan masak lainnya seperti kompor.
Dalam kegiatan PKM kali ini, turut juga diberikan materi terkait dengan pemasaran produk, misalkan cara menghitung harga pokok produksi (HPP) yang disampaikan oleh Lili Indrawati.
Selain itu, ada praktik atau demo cara melakukan pasteurisasi oleh Nurcahyo yang didampingi langsung oleh para mahasiswa Polban.
Kata Rini, PKM yang dilakukan sebagai bentuk dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi ini, tidak akan berhenti sampai di sini saja. Pihaknya akan selalu terbuka untuk terus mendampingi para perempuan di Kampung Pamucatan dalam pengolahan produk herbal ini.
“Kita tetap setelah dilakukan PKM ini pendampingan berlanjut, kita tetap terbuka kita komunikasi di WA konsultasi tetap bisa dilakukan, atau kita memberikan informasi misal itu tetap berjalan sepanjang tahun. Jadi bisa berlanjut sampai tahun ketiga ini salah satunya karena komunikasi yang terus berjalan,” ujarnya.
Dia pun berharap ke depannya para tani perempuan di Desa Arjasari ini mampu memiliki pabrik herbalnya sendiri.
Baca juga: Subsidi BBM, Listrik. dan LPG Bernilai Ratusan Triliun, Ada Potensi Jebol, Benarkah?
“Mampu mengembangkan usahanya sehingga semacam punya pabrik kecil, jadi produk mereka diterima di pasaran, punya ruang produksi sendiri dan kemudian dengan begitu harapannya masyarakat disini semua mendapatkan untungnya dari usaha tersebut,” pungkasnya.
Sebagai informasi, PKM di Kampung Pamucatan, Desa Arjasari ini diketuai oleh Riniati bersama anggotanya yang terdiri dari lima orang dosen, yaitu Nancy Siti Djenar, Lili Indrawati, Sudrajat Harris Abdulloh, Kardian Rinaldi, dan Nurcahyo.
Kemudian lima orang mahasiswa Polban, di antaranya Amaturrahim Astutiningtyas, Nabilla Agusthina Putri, Rizqia Novianti Nursamsi, Nazla Fianida Putri, dan Adlia Ikhsani.(Advertorial)