KORANMANDALA.COM – Ribuan warga sipil Palestina memadati rumah sakit terbesar di Kota Gaza hingga rela tidur di luar halaman karena di dalam gedung terlampau penuh.
Mereka yang terkepung bergerak ke rumah sakit mencari tempat perlindungan paling aman dari serangan Zionis Israel.
Kendati begitu, tak sedikit pula tenaga medis yang khawatir mengenai kondisi pasien apabila generator kehabisan tenaga bahan bakar.
Kini, warga sipil di Kota Gaza kembali terpukul mendapat serangan bertubi-tubi dari Zionis sejak penjajah itu mendeklarasikan perang dengan kelompok Hamas dari Palestina.
Baca Juga: Jaga-Jaga dari Serangan Dadakan, 35.000 Warga Palestina Berlindung di RS Shifa hingga Memadati Gedung dan Halaman
Operasi kali ini lebih besar dari sebelumnya. Warga sipil berjuang untuk bertahan hidup di wilayahnya dengan penuh pengorbanan.
Israel telah memutus aliran makanan, obat-obatan, air, dan listrik ke Gaza, mereka menggempur lingkungan sekitar dengan serangan udara.
Tak hanya itu, Israel juga telah mendesak warga sipil untuk berpindah ke Selatan dengan alasan demi keselamatan menjelang serangan darat.
Baca Juga: Seusai Bagikan Makanan Gratis untuk Zionis Israel, McDonalds Indonesia Kena Imbas, Netizen Serbu Instagramnya
Namun, di tengah perjalanan mengungsi, Zionis Israel ternyata berbohong. Para penjajah itu malah membombardir warga sipil hingga banyak yang gugur karena serangannya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, setidaknya lebih dari 2.300 warga Palestina telah meninggal dunia sejak pertempuran meletus akhir pekan lalu.
Melansir dari AP News Selasa, 17 Oktober 2023, di wilayah Gaza yang terkepung itu, warga sipil sangat kekurangan pangan.