KORANMANDALA.COM – Militer Amerika Serikat adalah target yang sah di Asia Barat selama mereka tinggal lebih lama di Irak.

Pernyataan ini datang dari Juru Bicara Harakat Hizbullah Al Nujaba Nasr Al Shammari.

Harakat Hizbullah Al Nujaba bagian dari Unit Mobilisasi Rakyat Irak (PMU).

Harakat Hizbullah Al Nujaba tidak mematuhi perjanjian politik apa pun yang mencakup gencatan senjata atau pengurangan ketegangan dengan pasukan pendudukan Amerika,” ucapnya pada Sabtu (29/4/2023) seperti dikutip dari Pars Today.

Lanjutnya,”Posisi resmi kami mengenai pengerahan pasukan AS ke Irak tidak berubah sama sekali. Kami tegaskan sekali lagi bahwa pasukan pendudukan adalah target yang sah di Irak dan di tempat lain di wilayah Asia Barat selama mereka ada di wilayah Irak.”

Amerika Serikat menyatakan mengakhiri misi tempurnya di Irak tetapi sekitar 2.500 tentara AS masih berada di negara tersebut.

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Irak saat itu, Mustafa Al Kadhimi, mengungkapkan pada Juli 2021 bahwa misi AS di Irak akan beralih dari pertempuran ke peran penasihat pada akhir tahun itu.

“Gerakan perlawanan Irak telah menghentikan serangan terhadap pasukan militer AS untuk memberikan Perdana Menteri Mohammed Shia Al Sudani kesempatan untuk mengatur urusan dalam kabinetnya. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi dan pelayanan sosial,” ucap Juru Bicara kelompok anti teror Kataib Sayyid Al Shuhada, Kadhim Al Fartusi.

“Jika Perdana Menteri gagal mengusir pasukan AS melalui jalur diplomatik, ketenangan saat ini tidak akan bertahan selamanya dan kelompok perlawanan akan siap mengusir pasukan pendudukan AS secara paksa,” pungkas Kadhim Al Fartusi. ***




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar,
Kecamatan Lengkong,
Kota Bandung, Indonesia

bisniskoranmandala[at]gmail.com

Exit mobile version