KORANMANDALA.COM – Masyarakat yang tinggal di lima kabupaten Jateng, Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, idealnya, lebih hati-hati dan siaga.
Penyebabnya, setelah “tertidur” cukup lama, gunung tertinggi kedua di Jawa, Slamet, menunjukkan aktivitas vulkaniknya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan, secara resmi, Sabtu 21 Oktober 2023, karena adanya peningkatan aktivitas, Gunung Slamet punya status baru, yakni Level II alias waspada.
Berubahnya status gunung vulkanik berketinggian 3.432 meter tersebut karena aktivitas kegempaannya yang intens.
Hendra Gunawan, Kepala PVMBG, mengemukakan, berdasarkan data perekaman periode 1-18 Oktober 2023, Slamet mengalami 2.096 gempa embusan.
Tidak itu saja, pada periode tersebut pun, lanjutnya, gunung vulkanik bertipe Strato A itu pun mengalami tiga kali gempa tremor harmonik.
“Juga terjadi gempa vulkanik dalam sebanyak dua kali. Kemudian, gempa teknotik lokal sebanyak 12 kali, termasuk tujuh gempa tektonik jauh,” paparnya.
Awal Oktober 2023, ungkapnya, terjadi peningkatan amplitudo gempa tremor menerus. Yang semula 2 milimeter, menjadi 3 milimeter.
Tiga hari silam atau 18 Oktober 2023, juga terjadi gempa tremor harmonik berdurasi sekitar 78 menit. (win)