Pasien pengidap tumor otak, Epiyana, terbaring lemas di ruang perawatan di RS Santosa.
KORANMANDALA.COM – Kelanjutan operasi pengangkatan tumor otak pasien Epiyana akhirnya menemui titik terang. Operasi pasien asal Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya dilakukan sejak pukul 10.00 WIB hari ini.
Namun, sebelum proses pengangkatan tumor yang diidap pasien Epiyana sejak Desember 2022 silam, pihak RS Santosa mengundang pihak keluarga untuk memberikan penjelasan terkait risiko operasi dan menenangkan pihak keluarga.
Pasalnya, sebelum operasi lanjutan ini dilakukan, operasi pengangkatan tumor pada Selasa, 23 Mei 2023 kemarin, dibatalkan karena ada kerusakan salah satu alat yang digunakan oleh dokter. Saat itu, alat pengikis tulang yang digunakan tiba-tiba mati dan tidak bisa digunakan kembali.
Perwakilan keluarga pasien Epiyana, Teten Zaelani (56) mengatakan, pertemuan keluarga dan pihak RS Santosa terjadi di lantai 2. Pertemuan itu pun dihadiri oleh pihak keluarga yang berjumlah lima orang.
Baca juga: EKSKLUSIF: Tulang Tengkorak Sudah Dibor, Tumor yang Bersarang di Otak Epiyana Batal Diangkat, Alat di RS Santosa Rusak
Sementara dari dari pihak RS Santosa terdiri dari Direktur Utama Santosa Hospital Bandung Central, dr. Yayu Sri Rahayu, dokter dr. Firman Priguna Tjahjono, Sp.BS, M.Kes. beserta tim, dan Marketing Supervisor, Sonya Thamrin.
“Jadi memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita pasien tersebut agar pihak keluarga lebih tahu lebih. Jadi agar tidak ada miskomunikasi antara pihak keluarga dengan pihak rumah sakit,” kata Teten saat ditemui usai pertemuan dengan pihak RS Santosa, Kamis 25 Mei 2023.
Teten mengungkapkan, berdasarkan keterangan dari pihak rumah sakit, risiko dari operasi ini cukup berat karena tumor berada di dua lapis, otak luar dan dalam. Risiko terberatnya yakni kematian sementara risiko ringannya tumornya tidak bisa terangkat semuanya.
Baca juga: Tumor Otak yang Diidap Epiyana Batal Diangkat Meski Tulang Tengkorak Telah Dibor, RS Santosa Bandung Ungkap Alasannya
Ada pun proses operasi pengangkatan tumor yang diidap oleh pasien Epiyana diprediksi akan berjalan sekitar dua jam hingga enam jam.
Teten bersama pihak keluarga sudah sepenuhnya menyerahkan proses operasi pengangkatan tumor kepada tim dokter. Ia hanya berharap langkah yang diambil ini menjadi jalan yang terbaik untuk kesembuhan pasien Epiyana.
“Harapannya pihak keluarga setelah mendengar informasi dari pihak rumah sakit, kami atas nama keluarga menerima dengan lapang dada apapun yang terjadi. Kami pun tidak akan menuntut apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Tak lupa Teten mewakili keluarga mengucapkan terima kasih kepada pihak RS Santosa dengan berlanjut operasi pengangkatan tumor yang diidap oleh pasien Epiyana.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak RS Santosa dengan berlanjut operasi tersebut, kami pun menyerahkan ke pihak rumah sakit sepenuhnya,” tutur Teten.Diwartakan sebelumnya, Regi Tegar Ramadan, anak dari Epiyana mengatakan, sebelum operasi dilakukan, tim dokter lebih dulu menjelaskan dampak dari operasi. Sebab, setiap tindakan pasti ada risiko yang diterima, pihak keluarga pun menyetujui langkah operasi.
“Tapi sebelumnya dijelaskan dampak dari operasi tersebut, pasti itu ada risikonya setiap tindakan yang diambil, katanya,” ungkap Regi pada Selasa 23 Mei 2023.
Setelah mendapat penjelasan, tindakan operasi pengangkatan tumor terhadap Epiyana dilakukan pada 23 Mei 2023.
Sekitar pukul 07.00 WIB, Epiyana masuk ruangan bedah lalu pada pukul 08.00 WIB tim dokter memberikan informasi bahwa pasien akan dioperasi.
Akan tetapi, setengah jam berselang pihak keluarga diinformasikan bahwa tindakan operasi dibatalkan karena ada kerusakan pada salah satu alat operasi.
Mendengar kabar itu, Regi panik dan khawatir dengan kondisi ibunya. Setelah keadaan tenang, Regi memutuskan untuk meminta penjelasan alasan apa yang menyebabkan pembatalan operasi.
“Setelah tenang, saya mencoba ke dokter untuk meminta penjelasan, kemudian dokter mengatakan alat yang digunakan putus tiba-tiba,” tuturnya.
Berdasarkan rekaman percakapan antar dokter yang diterima, dokter menyatakan alat operasi yang digunakan untuk mengangkat tumor Epiyana hanya satu.
“Iya alatnya cuman satu ngga ada lagi. Sudah diperiksa (dilakukan tindakan) cuman saat itu pas lagi dipakai tiba-tiba mati, kan kemarin saya operasi pakai itu,” kata dokter berdasarkan rekaman yang diterima.
Namun, pihak keluarga tidak puas dengan jawaban tersebut karena khawatir dengan keberlangsungan kondisi kesehatan Epiyana usai operasi dibatalkan karena kerusakan alat.
Mengingat, tulang tengkorak Epiyana sudah dilakukan pengeboran.
Dokter pun menjelaskan, prosedur operasi pengangkatan tumor ini memang harus dilakukan pengeboran tulang tengkorak.
“Artinya meski pun diteruskan operasi ya akan terbuka tulangnya. Insyaallah tidak akan perubahan seperti sebelumnya dilakukan operasi,” kata dokter menjelaskan. (*)