“Mereka mencoba mempermainkan perasaan nasionalisme dan agama jutaan orang,” ucapnya.
Saat ini, Kremlin telah menyetujui resolusi netral Dewan Keamanan PBB harus dilanjutkan dalam menangani konflik Israel-Hamas.
Keputusan ini dilakukan sehari setelah Rusia dan Tiongkok memveto reolusi yang dirancang Amerika Serikat dalam menyerukan ‘jeda kemanusian’ untuk memberikan akses bantuan, perlindungan warga sipil dan penghentian untuk mempersenjatai Hamas.
Baca Juga: Wartawan Wanita di Gaza Menangis, Tak Kuasa Menyaksikan Darah dan Jasad Para Korban Serangan Israel saat Meliput
Rusia dan Tiongkok menyebut jika jeda kemanusian tidak sama dengan gencatan senjata yang didukung oleh Sekjen PBB Antonio Guterres.
Dengan begitu, Rusia mengajukan proposal tandingan di PBB untuk menganjurkan gencatan senjata yang lebih luas. Sayangnya, proposal tersebut gagal.
Juru Bicara KRemlin Dmitry Peskov menyebut jika resolusi harus berjalan seimbang dan upaya dilomatik harus dilanjutkan.
“Kami perlu menyerukan gencatan senjata dan kami tidak bisa mengutuk satu pihak saja,” ucapnya.
Israel Menolak Gencatan Senjata
Di sisi lain, Israel telah menolak gencatan senjata dan jeda kemanusiaan. Hal ini dibuktikan dengan langkah serangan darat yang ditargetkan ke Gaza.
Serangan darat ini disebut-sebut sebagai persiapan untuk tahap pertempuran selanjutnya dan diperkirakan akan menjadi serangan darat dalam skala penuh.
Hingg berita ini ditulis, Israel telah membombardir Gaza lewat serangan udara sejak Hamas melakukan serangan pada 7 Oktober 2023.
Akibat serangan udara tentara Zionis ini, lebih dari 6.500 orang tewas dalam kurun waktu hampir tiga minggu lamanya.
Sementara di pihak Israel, sedikitnya 1.400 orang baik tentara maupun warga sipil tewas.(raw/raw)