Teuku Umar
Pada tahun 1880, Cut Nyak Dhien menikah dengan Teuku Umar, setelah sebelumnya ia dijanjikan dapat ikut turun di medan perang jika menerima lamaran tersebut.
Dari pernikahan ini Cut Nyak Dhien memiliki seorang anak yang diberi nama Cut Gambang.
Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, Cut Nyak Dhien bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda.
Sayang, pada tanggal 11 Februari 1899 Teuku Umar gugur.
Hal ini membuat Cut Nyak Dhien berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya.
Diam-diam, karena kasihan melihat Cut Nyak Dien yang sudah relatif tua serta kondisi tubuh yang digrogoti berbagai penyakit seperti encok dan rabun, satu anggota pasukannya, Pang Laot melaporkan keberadaannya kepada Belanda.
Mendapat laporan tersebut, Beland akhirnya menangkap Cut Nyak Dhien dan dibawa ke Banda Aceh.
Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh.