Namun demikian, keberadaan Cut Nyak Dhien yang dianggap masih memberikan pengaruh kuat terhadap perlawanan rakyat Aceh serta hubungannya dengan pejuang Aceh, membuat Belanda khawatir.
BACA JUGA: Fans Dedi Mulyadi Tak Bulat Dukung Prabowo, Terungkap dari Unggahan Soal Filosofi Pendekar
Untuk menghindari pengaruh jelek, Cut Nyak Dhien kemudian diasingkan ke Sumedang.
Sempat menjadi guru ngaji, Cut Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.
Nama Cut Nyak Dhien kini diabadikan sebagai Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya di Meulaboh. (ape)