Baca juga: Arema Garang Babak Kedua, Gagalkan Persib Raih Poin Penuh
Korban pun kembali menyerahkan uang dengan total Rp8 juta karena tergiur dari keuntungan awal yang didapatnya. Sebab, dari setoran Rp2 juta, RMI mendapatkan keuntungan Rp250 ribu.
“Misalkan Rp2 juta dapetnya Rp2.250.000 lebihnya tuh. Jadi udah dalam bentuk nominal. Jadi semakin gede nominal maka semakin lumayan juga,” ujarnya.
Seusai menyetorkan uang yang kedua, RMI tidak mendapat keuntungan, berbeda dengan setoran pertama. Sejak itu pula, kata RMI, terduga pelaku jarang terlihat di area kampus.
Berdasarkan informasi yang diterima RMI, keseluruhan korban mencapai 120 orang yang terdiri dari berbagai kalangan. Akibat arisan bodong itu, para korban mengalami kerugian mencapai Rp1,9 miliar.
“120 (orang) kurang lebih (korbannya). Rp 1,9 miliar,” ujarnya.
Kekinian, sejumlah korban sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. “Mulai lapor di Polsek sama Polrestabes, ada beberapa yang diterima, ada yang masih mengurus. Mulai ngelaporin masing-masing, enggak digabung,” tuturnya.
Sementara itu, akun medsos X (dulu Twitter) melalui akun @deepzly turut membagikan cerita dugaan tersebut.
“Pasti kalian semua bingung, ‘hah arisan apa nih kok bisa sampai Milyar-an sih kerugian nya?’ iya ini kerugian nya M miliyar bukan Million (Juta). ini arisan online dan offline. Kenapa bisa disebut keduanya? karena banyak korban juga yang masih satu daerah dengan si pelaku,” begitu keterangan dari akun tersebut.
Singkat cerita, korban pun menyambar kediaman JZF untuk meminta pengembalian uang. Akan tetapi, pihak JZF mengaku tidak dapat mengembalikan uang sesegera mungkin.
“Datang lah kami kerumah nya (lagi) meminta kepastian kapan uang akan balik, dan JAMINAN. Pihak penipu bilang, ‘tolong tunggu hingga akhir bulan, kita akan menjual semua aset yang kita punya’. mereka bilang punya aset a b c d dengan segala omongannya. cuih ekwkek,” lanjutnya. (zad/ekp)