KORANMANDALA.COM, Al-Shifa, salah satu rumah sakit terbesar di Gaza, Palestina sudah seperti kuburan. Demikian disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO memperingatkan, dengan banyaknya jenazah yang menumpuk di dalam dan di luar rumah sakit. Puluhan bayi prematur dan 45 pasien ginjal yang memerlukan cuci darah tidak dapat dirawat dengan baik karena kurangnya pasokan listrik, kata juru bicara PBB Manajer Al-Shifa, sebagaimana dilansir dari BBC.
Pertempuran telah berkecamuk di dekat rumah sakit di Kota Gaza dalam beberapa hari terakhir, dengan kekurangan bahan bakar yang parah mempengaruhi pengobatan.
Israel mulai menyerang Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 200 orang disandera.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 11.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak itu dan lebih dari 4.500 di antaranya adalah anak-anak.
Kondisi Korban Bayi di Al Shifa
Selain itu, tiga bayi prematur termasuk di antara 32 orang yang meninggal karena kurangnya perawatan dalam beberapa hari terakhir.
Seperti dilansir dari CNN, bayi-bayi prematur di rumah sakit terbesar di Gaza dibungkus dengan kertas timah dan ditempatkan di samping air panas dalam upaya putus asa untuk menjaga mereka tetap hidup dalam kondisi “bencana”,
Baca juga : Temui Joe Biden di Gedung Putih, Jokowi Bicara untuk Hentikan Kekejaman di Gaza Akibat Perang Hamas-Israel
Staf di rumah sakit Al-Shifa berjuang untuk menjaga bayi baru lahir tetap hidup dan hangat setelah persediaan oksigen habis dan mereka harus memindahkan bayi dengan tangan dari inkubator unit neonatal ke bagian lain di rumah sakit.