Secara spesifik, kementrian kesehatan melakukan intervensi melalui 2 cara utama dalam penangan stunting yaitu:
- Intervensi gizi pada ibu sebelum dan saat hamil
- Intervensi pada anak usia 6 bulan sampai 2 tahun
Pendapat Warga Kota Bandung Mengenai Prevalensi Stunting
Koran Mandala mewawancarai Shinta, seorang ibu dengan anak berusia kurang 2 tahun, magister ekonomi, berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak dengan metoda holistik.
Menjawab pertanyaan koranmandala mengenai apa itu stunting dan dampaknya, Shinta menyampaikan “Stunting adalah kondisi dimana adanya perlambatan pertumbuhan fisik dan otak pada anak. Tanda vital yang terlihat seperti tinggi badan yang kurang/pendek/kerdil. Kurangnya nutrisi pada otak dapat mempengaruhi proses berfikir dan kemampuan anak untuk bersosialisasi. Berat badan anak juga lebih rendah dari standar usia yang ada. Dampak kesehatannya lainnya adalah imunitas yang kurang baik sehingga anak lebih mudah jatuh sakit dan metabolisme yang tidak optimal”.
Shinta telah cukup mendapatkan informasi mengenai kebijakan pemerintah, khususnya pemkot bandung tentang upaya mengurangi angka prevalensi stunting.
Sebagaimana dia ujarkan ,”Ya pernah, dari media sosial. Untuk tahun 2023 tercatat angka stunting di Jawa Barat menurun kurang lebih 7% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Adanya pencegahan yang dilakukan oleh pemkot Bandung. Adanya penyuluhan ke posyandu-posyandu dan faskes tentang 1.000 hari kehidupan pertama anak mengenai pemberian nutrisi yang baik”.
Bersama suaminya, dia sepakat untuk memberikan nutrisi sebaik dan semaksimal mungkin untuk mengurangi adanya resiko stunting. Selain pemberian makanan yang mengandung kalori tinggi dengan komposisi gula yang rendah, pemberikan vitamin-vitamin tamabahan seperti Vit D, zat besi serta lemak baik yang terkandung pada makanan yang natural dan sehat. (IWK)