KORANMANDALA.COM – Ratusan orang menghadiri ziarah makam dalam rangka memperingati hari kelahiran Raden Dewi Sartika, pahlawan nasional dari tatar sunda.
Acara ini dilakukan di Pemakaman Para Boepati Bandung, di Jl.Karanganyar Bandung, 4 Desember 2023.
Yayasan Ahli Waris Pahlawan Nasional Raden Dewi Sartika (Yayasan AWIKA) bekerja sama dan melibatkan banyak organisasi perempuan, seperti Pasundan Istri, Paguyuban Pasundan, BKOW, BPP Putri, IKPNI Korwil Jawa Barat, serta unsur pelajar dari SMP Dewi Sartika.
Tokoh perempuan nasional asal Jawa Barat, Ceu Popong Otje Djundjunan, turut hadir dan memimpin acara ziarah makam.
Kita harus menilai kiprah Dewi Sartika 100 tahun lalu saat beliau memulai pemikiran jauh kedepan mengenai peran perempuan. Ini adalah sesuatu yang luar biasa, tanpa lelah Dewi Sartika mewujudkan keinginannya untuk mendirikan sekolah. Demikian disampaikan oleh Ceu Popong.
Apa yang dicontohkan oleh Dewi Sartika harus kita ikuti, diantaranya “Teu Adigung” (menyombongkan kelebihan yang dimiliki),
Pesan Ceu Popong dan Ahli Waris
Selanjutnya Ceu Popong sampaikan pesan 3 ‘U’ (ulah adigung, ulah goreng hate, ulah koret), 3 ‘O’ (olah otak, olah rasa, olah raga), dan 4 ‘As ‘(kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas).
Mewakili keluarga ahli waris, Ibu Dinny Krisna Harahap menyampaikan harapan agar sepak terjang Ibu Raden Dewi Sartika dilanggengkan, diabadikan sebagai ibu teladan nasional. Implementasinya dilaksanakan oleh seluruh generasi penerus di jaman milenial sekarang.
Pada bagian lain, Ibu Dinny Krisna Harahap juga menyampaikan bahwa besarnya perhatian akan acara ziarah makam Dewi Sartika ini merupakan bukti kecintaan dan kebanggaan kita semua akan lahirnya perempuan sunda yang terampil, memiliki keberanian dan cita-cita yang tinggi, yang pada akhirnya diakui sebagai pahlawan nasional.
Selanjutnya, tokoh budaya sunda, Darmawan Hardjakusumah yang lebih sering dipanggil Kang Acil Bimbo turut memberikan sambutan. Dia katakan pentingnya peran ibu dalam berkomunikasi pada anak, yang pada akhirnya dapat menjaga tatanan budaya.
Disela-sela acara, Ibu Wiwin dari Yayasan Raden Dewi Sartika Bandung membacakan biografi singkat Dewi Sartika yang disampaikan dalam bahasa sunda.
Acara ziarah makam ni diakhiri dengan tabur bunga di pusara makam Dewi Sartika yang dilakukan oleh peserta. (IWK).