BANDUNG, KORANMANDALA.COM
Kontroversi ucapan Zulkifli Hasan yang diduga melecehkan Salat masih terus berlanjut. Berbagai tokoh agama menyayangkan dan meminta Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk bertobat dan meminta maaf.
Dari Bandung, Ketua Bidang Fatwa dan Konsultasi Agama MUI Kota Bandung, KH Asep Djamaludin meminta agar Zulhas bertobat dan meminta ma’af kepada Allah dan kepada kaum muslimin.
KH Asep mengatakan bahwa sepengetahuannya, membaca “Amin” dalam shalat sangat dianjurkan. Tujuannya agar dosanya diampuni jika “Amin” nya bersamaan dengan “Amin” nya Malaikat. Kapan “Amin”nya malaikat? Persis bareng dengan aminnya imam.
“Jadi kalau melarang atau mengubah “Amin:, sama dengan malarang yang telah disyari’atkan. Begitu pula mengolok- olokannya sama dengan mengolok-olokan yang telah disyari’atkan.,” kata KH Asep kepada Koranmandala.com
Apalagi, kata dia, mengangkat telunjuk ketika tasyahud bagi umat yang bermadzhab syafi’i menunjukkan ketauhidannya kepada Allah SWT. (Mengesakan Allah SWT).
Untuk itu, diangkatnya (telunjuk itu) ketika mengucapkan kata tidak ada tuhan kecuali Allah, kalau dengan dua jari itu tidak Esa lagi. Itupun disyari’atkannya seperti itu.
BACA JUGA: Iklan PAN Dipelesetkan Menjadi Partai Anda Mulai Nakal, Zulhas Didesak Minta Maaf
Seperti diberitakan, beredar video yang menggambarkan di mana Zulkifli Hasan mengatakan, ada kelompok yang dipengaruhi fanatisme terhadap salah satu pasangan capres-cawapres mengubah tata cara salat. Kelompok itu tidak berani melafalkan ‘Amin’ begitu imam selesai membaca Surat Al Fatihah.
Selain itu, Zulhas juga menggambarkan sekelompok umat Islam yang saking fanatiknya terhadap pasangan capres-cawapres sehingga tidak mau menjulurkan satu telunjuk jari saat tasyahud karena khawatir dikira mendukung paslon lain.
BACA JUGA: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Dikecam Dianggap Lecehkan Salat
Zulhas juga memeragakan dengan menjulurkan dua jari. Ucapan ini jika benar, meski itu candaan yang dilakukan pria yang menjabat Menteri Perdagangan itu memberi kesan mempermainkan, bahkan melecehkan salat.