KORANMANDALA.COM – PT KAI telah menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan di sepanjang lintasan kereta antara Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur menyusul tabrakan antara kereta Turangga dan kereta Commuterline Bandung Raya di Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Ini dilakukan seiring dengan penyelidikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi yang diperkirakan akan memakan waktu tiga bulan.
Pada Jumat 5 Januari 2024, kereta Turangga bertabrakan dengan kereta Commuterline Bandung Raya di Km 181+700, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada pukul 06.03. Empat orang meninggal, sementara 37 lainnya terluka dalam kejadian tersebut.
Soerjanto Tjahjono, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menjelaskan bahwa prosedur keamanan tambahan melibatkan penggunaan telepon, selain pengaturan sinyal, sebelum kereta berangkat.
BACA JUGA: KNKT Selidiki Kecelakaan Tabrakan Kereta Api di Cicalengka
Kereta antara Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur tidak akan berangkat sebelum dianggap benar-benar aman.
“Kereta dari kedua arah akan ditahan sampai mendapatkan sinyal aman dari stasiun berikutnya. Prosedur tambahan ini dilakukan karena kita belum mengetahui penyebab kecelakaan,” kata Soerjanto.
Soerjanto menyebutkan bahwa kedua lokomotif yang terlibat dalam tabrakan telah dievakuasi, dan data perjalanan mereka akan diambil untuk keperluan penyelidikan.
KNKT juga akan melakukan wawancara dengan petugas di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur.
“Kita akan mewawancarai petugas, memahami pengalaman mereka, dan kemudian mencocokkan dengan logger atau catatan di Haurpugur dan Cicalengka. Kita akan menganalisis kedua keterangan tersebut untuk mencari penyebab kecelakaan,” ujarnya.
Beliau menekankan bahwa penyelidikan akan menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan kereta api di Indonesia. Kejadian di Cicalengka akan menjadi pelajaran tanpa menyalahkan siapa pun.