Warga Zonian yang tidak puas dengan keputusan ini mulai mengibarkan bendera Amerika di tempat-tempat terlarang sebagai bentuk protes.
Situasi semakin memanas ketika administrasi Sekolah Menengah Balboa mencopot bendera AS yang pertama kali diangkat.
Para siswa merespons dengan memboikot kelas, mengibarkan bendera kedua, dan membentuk penjaga untuk melindungi bendera tersebut.
Sore tanggal 9 Januari 1964, Gubernur Fleming berangkat ke Washington, DC, tanpa menyadari betapa tegangnya situasi di Zona Terusan.
Kerusuhan pecah antara polisi Zona Terusan dan penduduk setempat setelah bendera Panama dirusak, menyebabkan kematian beberapa mahasiswa.
Melihat kegagalan polisi Zona Terusan, tentara Angkatan Darat AS harus turun tangan. Tiga hari peperangan meninggalkan 22 warga Panama dan empat tentara Amerika tewas.
Kejadian ini menciptakan tekanan besar, yang pada akhirnya mengarah pada penyerahan kewenangan Zona Terusan kepada Panama, Perjanjian Torrijos-Carter pada 1977.
Peringatan Hari Martir Panama bukan hanya tragis, tetapi juga mengajarkan pentingnya penyelesaian damai dalam menanggapi perbedaan. (ana)