JAKARTA, KORANMANDALA.COM
Wanita Indonesia bernama Mayawati Bracken (56) , ditemukan tewas dengan luka tusuk fatal di dalam mobil Lexus berharga Rp4,7 miliar miliknya. Kedutaan Besar Indonesia di Inggris sedang berkordinasi dengan otoritas setempat untuk mengungkap penyebab kejadian itu.
Wanita Indonesia ini mengalami kejadian tragis di sebuah desa di Pangbourne di wilayah Berkshire, Inggris, pada Kamis (4/1/2024), sekitar pukul 17.45 waktu setempat. Lokasi ini tidak jauh dari rumahnya.
Hanya beberapa menit setelah penemuan jenazah Maya, dilaporkan pula ada seorang remaja berusia 18 tahun yang juga tewas tertabrak kereta api di wilayah Pangbourne. Polisi setempat menduga kedua peristiwa tersebut saling terkait.
Sampai Senin (8/1/2023) polisi masih bekerja keras untuk mengungkap misteri dua kasus tersebut. Fokus penyelidikan adalah keterkaitan antara pembunuhan wanita dan kematian pemuda 18 tahun yang tertabrak kereta api. Apakah sang pemuda itu bunuh diri, atau karena sebab lain.
Wanita Indonesia ini dikenal cantik. Korban memiliki tiga orang anak dan sudah cukup lama berpisah atau bercerai dengan suaminya. Sejumlah tetangganya mengenal sosok Maya sebagai ibu rumahtangga yang sangat menyayangi ketiga anaknya.
Dikutip dari laman Daily Mail, Minggu (7/1/2024), setelah kejadian, polisi mendatangi rumah yang berlokasi di Flowers Hill. Setidaknya ada tujuh kamar di rumah tersebut. Rumah itu dulunya adalah tempat tinggal Maya dan suaminya yang kini sudah berpisah. Kedatangan polisi untuk melakukan penggeledahan sekaligus melakukan upaya penyelidikan kasus pembunuhan.
Seorang teman Mayawati yang tidak mau disebut namanya kepada Daily Mail mengungkapkan bahwa Maya adalah wanita yang cantik, baik hati dan murah hati kepada orang lain. Dia menyayangi semua anaknya. Dia memiliki anak kembar, laki-laki dan perempuan, dan seorang putra lagi. Satu anaknya bersekolah dengan fasilitas asrama di sekolah negeri dan si kembar kuliah di universitas.
“Mereka semua menghabiskan Natal dan Tahun Baru bersama sebagai keluarga. Apa yang terjadi sungguh mengerikan dan tidak terduga. Mayawati berasal dari Indonesia tetapi bertemu suaminya, Michael, di Hong Kong. Selama ini ia bekerja di sektor perbankan,” lanjut dia.
Tidak hanya teman Maya, tetangga korban mengatakan kepada The Sun bahwa Maya adalah wanita yang sangat baik dan sangat mencintai anak-anaknya.
“Anak-anak Maya sangat baik tapi pendiam. Ini sangat tidak terduga karena mereka adalah keluarga yang menyenangkan. Dia adalah teman kami,” ujar sang tetangga.
Kepala Unit Kejahatan Besar Kepolisian Thames Valley, Inspektur Kevin Brown, mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Kevin Brown mengatakan dari penyelidikan kematian seorang wanita di Pangbourne, dan terkait dengan penemuan seorang remaja yang meninggal di stasiun kereta api Pangbourne. “Pertama, saya ingin menyampaikan belasungkawa atas nama polisi kepada orang-orang terkasih dari keduanya.”
Menurut Kevin, kedua kematian tersebut saling terkait. “Kami juga yakin tidak ada ancaman yang lebih luas terhadap masyarakat dari insiden menyedihkan dan tragis ini,” lanjut Inspektur Brown.
PISAU DAPUR
Polisi menemukan sebuah pisau dapur tidak jauh dari lokasi pemuda 18 tahun itu tertabrak kereta api. Pisau dapur bergagang hitam ini diduga sebagai alat untuk membunuh Maya.
Penyelidik di TKP memotret dan mengambil pisau tersebut dan dimasukkan ke dalam tabung untuk dijadikan barang bukti.
Dari penemuan pisau dapur tersebut, pihak kepolisian Inggris meyakini bahwa kedua kasus sangat terkait lewat temuan barang bukti berupa pisau.
Polisi kini sedang melakukan penyelidikan yang mendalam mengenai penyebab kematian Maya dan kaitannya dengan pemuda yang ditemukan meninggal karena tertabrak kereta api.
PASPOR MAYA MATI
Saat ini Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London tengah berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk mengetahui latar-belakang pembunuhan seorang perempuan yang diduga diaspora Indonesia di negara itu.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangannya mengatakan, KBRI London sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat mengenai peristiwa pembunuhan terhadap Mayawati Bracken.
Menurut Judha, Mayawati tercatat sebagai warna negara Indonesia namun paspor almarhumah telah habis masa berlaku pada 16 Agustus 2023 dan yang bersangkutan tidak mengajukan lagi perpanjangan paspor.***