KORANMANDALA.COM – Mahasiswi Gunadarma Depok yang dibunuh pacarnya menyisakan kepiluan pada ibunya. Dini Andriyani, ibunda Kalya ternyata sudah memiliki firasat buruk. Sang bunda melarang anaknya melanjutkan hubungan dengan pelaku Argyan Abirama.
Beberapa pekan sebelum kejadian, Kalya pernah membawa Argyan Abirama ke rumah keluarganya di Pancoran, Depok (bukan di Taman Sari, Jakarta Barat -red). Dalam pertemuan itulah, Dini mendapat firasat bahwa Argyan bukan orang baik.
“Saya melihat gelagat kurang baik. Makanya setelah pertemuan itu, saya bilang sama anak saya jangan melanjutkan hubungan dengan laki-laki itu,” kata Dini.
Namun sang anak tidak mengubrisnya. Akhirnya peristiwa yang ditakutkan sang bunda terjadi. “Saya minta dihukum mati. Bukan hanya anak saya korbannya tetapi ada wanita lain, hanya tidak dibunuh,” katanya.
Seperti diberitakan Kalya meninggal di tangan kekasihnya, Argyan Abirama. Mahasiswi cantik ini dicekik lantaran menolak untuk berhubungan layaknya suami istri. “Saya tak mengerti kenapa hal ini terjadi kepada anak saya. Padahal anak saya sempat mengirim pesan. Meminta doa restu dan dukungan atas sidang skripsi yang akan dijalaninya,” ujar Dini.
BACA JUGA: Rekontruksi Pembunuhan Berencana di Karawang, Begini Reka Adegannya!
Dini Andriyani juga mengenang, KRA yang mereka sapa Neng itu juga perempuan yang mandiri, tidak pernah menyusahkan pihak keluarga dalam segi apapun. Anak pertama dari dua bersaudara tersebut merupakan perempuan yang begitu cerdas.
Argyan Abirama, tersangka pembunuh gadis cantik mahasiswi Universitas Gunadarma, ditangkap di Pekalongan sehari setelah melakukan pembunuhan. Kepada polisi tersangka menyampaikan membunuh karena terpaksa, setelah korban menolak untuk melayani napsunya.
“Saya tarik ke kamar mandi kemudian saya ajak ‘main’ namun dia berontak. Karena menjerit, akhirnya saya cekik. Setelah lemas, saya rudakpaksa,” kata Argyan.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya mengungkap, Argyan dengan korban mulai kenal sejak 4 bulan lalu. Keduanya berkenalan lewat aplikasi line.
Sebelum kejadian, Argyan awalnya mengajak ngopi ke korban. Gayung bersambut, korban mau. Kamis (18/1/24) korban mengontak melalui line meminta korban menjemputnya di rumahnya di Sukmajaya, Depok. Awalnya korban menolak, namun karena dipaksa, akhirnya korban bersedia ke rumah Argyan.
Sesampainya di rumah kontrakan Argyan, pintu langsung dikunci. Argyan mengajak ke kamar mandi namun korban menolak. Saat dipaksa, korban menjerit. Akhirnya Argyan mencekik korban sampai lemas. Setelah itu, pelaku kemudian merudapaksa.
Argiyan merudapaksa korban dalam kondisi yang lemas. Saat itu, korban sempat bangun dan melawan sehingga pelaku kembali mencekik korban sampai tewas.
“Saat dicekik, korban sempat meronta dan mencakar Argyan. Setelah benar-benar tewas, pelaku dengan bebas merudapaksa korban,” kata polisi.
TEMPEREMENTAL
Pemilik kontrakan di mana Argyan dengan ibunya tinggal, di Jalan Belacus, Gang H Daud . Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Yaya, mengaku sering bergonta-ganti pacar yang membuatnya dicap sebagai playboy kampungan.
“Menurut saudara-saudaranya, anak itu enggak bisa diatur, terus pacarnya banyak,” ungkap Yaya.
Pelaku bersama ibunya telah menempati kontrakan tesebut selama kurang lebih satu setengah bulan.
Yaya menjelaskan kepribadian pelaku yang yang temperamental dan sulit dinasehati oleh orang tuanya. “Temperamennya anaknya kecil pendiam,” kaya Yaya di lokasi.
Kejadiannya, Yaya dan beberapa tetangga melihat ada perempuan naik motor datang ke kontrakan pelaku sekitar pukul 13.00. “Saya menduga pacarnya lah, saya juga nggak lihat siapa perempuan itu,” kata Yaya.
Ia pun tidak melihat lagi keberadaan korban setelah mahasiswi itu masuk ke dalam kontrakan. Namun, sekira pukul 15.00 WIB, Yaya sempat mendengar suara rintihan tangisan meski tidak diketahui sumbernya.
Beberapa saat kemudian, Yaya melihat Argiyan pergi meninggalkan kontrakan menggunakan motor. Usai Argyan meninggalkan kontrakan, suara korban tidak lagi terdengar sampai akhirnya Yaya kaget mendapati kabar adanya korban tewas.
DILAPORKAN PEREMPUAN LAIN
Argiyan, tersangka pembunuh mahasiswi berinisial Kalya, ternyata juga dilaporkan memerkosa dua korban lain. Kedua korban itu berinisial N (anak di bawah umur) dan NH (23).
“Jadi selain kasus pembunuhan, didapati dua laporan polisi, di mana pelaku ini adalah sebagai diduga sebagai tersangka yang melakukan rudapaksa kepada dua perempuan lain,” kata polisi.
Menurut informasi, laporan pertama tercatat pada 3 Januari 2024. Argiyan diduga memerkosa N. “Sementara untuk kasus perkosaan (NH) dilaporkan di tanggal 4 Januari 2024,” kata polisi. Salah satu korban sedang hamil 9 bulan.