KORANMANDALA.COM – Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, mengatakan bahwa di era digital ini pers menghadapi berbagai ancaman mulai dari doxing, flayer, peretasan situs berita, dan penyebaran data pribadi di media sosial, serta maraknya media yang tidak terverifikasi.
Menurut Menkominfo, kekerasan terhadap jurnalis, dan perubahan dalam pembuatan konten media juga menjadi masalah yang harus dicari solusinya.
“Saya mencatat saat ini ada ancaman baru terhadap kebebasan pers,” ungkap Budi Arie.
Pada Konvensi Nasional Media Massa untuk Hari Pers Nasional Tahun 2024 di Candi Bentar Hall Ancol, Budi Arie menyatakan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan pemangku kebijakan pers dalam menghadapi tantangan di era digital untuk memperkuat demokrasi pers.
Dia juga mengungkapkan penghargaan pemerintah terhadap peran penting demokrasi pers dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa pers memiliki peranan yang setara dengan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, menjadi salah satu pilar penting dalam demokrasi Indonesia.
Tito juga mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pers yang ke-78, menyatakan bahwa pembicaraan tentang media massa menarik karena memiliki dampak yang besar baik secara positif maupun negatif.
Konvensi media massa ini, sesuai tema yang diusung oleh panitia, sangat relevan dengan kondisi saat ini di era digitalisasi teknologi informasi.
Hendry Ch Bangun, Ketua Umum PWI Pusat, menggarisbawahi bahwa media massa menghadapi tantangan besar yang telah mengganggu kesejahteraan dan kualitas wartawan.
Dia menyatakan perlunya diskusi untuk menghasilkan ide-ide baru dan mencapai langkah-langkah terbaik untuk mengatasi tantangan ini. Hendry juga menekankan pentingnya campur tangan pemerintah dalam membantu menjaga kelangsungan media massa dan kualitas informasi yang disampaikan kepada masyarakat melalui regulasi yang sesuai.- ***