KORANMANDALA.COM – Selasa 19 Maret 2024 kemarin, terjadi peristiwa menonjol jelang penetapan rekapitulasi final pemilu 2024 Rabu hari ini.
Kemarin, warga yang diperkirakan lebih dari 500 orang melakukan demonstrasi menolak hasil pemilu 2024 di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta.
Aksi serupa juga terjadi di depan kantor KPU dengan maksud sama serta menggelorakan pemakzulan Jokowi dari kursi Presiden RI.
Aksi ini diwarna dengan pembakaran spanduk bergambar Presiden Joko Widodo, Hakim Mahkamah Konstitusi Anwar Usman dan Ketua KPU Hasyim Asy’ari.
Mengutip laporan VOA Rabu 20 Maret, untuk aksi yang berlangsung di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, awalnya berlangsung kondutif.
Namun memasuki malam, terjadi aksi saling dorong yang panas antara demonstran dan aparat keamanan.
Aksi saling dorong yang semakin memanas itu mencapai puncaknya pada pukul 20.35 malam, yang berakhir dengan langkah memukul mundur demonstran.
Alasan massa menolak hasil pemilu 2024, karena menilai ada kecurangan dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, yang sedang berlangsung di kantor Komisi Pemilihan Umum KPU dan akan diumumkan hari ini.
Dalam aksi itu, massa meminta Presiden Joko Widodo meletakkan jabatan dan menuntut bertemu dengan wakil-wakil rakyat di DPR.
Aparat kepolisian dilaporkan berupaya keras menjembatani tuntutan itu, tetapi hingga malam hari tidak ada perwakilan DPR yang menemui massa yang bertahan.
Aksi serupa juga terjadi di depan kantor KPU yang diwarnai dengan pembakaran spanduk bergambar Presiden Joko Widodo, Hakim Mahkamah Konstitusi Anwar Usman dan Ketua KPU Hasyim Asy’ari.
Keterangan diperoleh KoranMandala, aksi serupa juga akan terjadi pada Rabu 20 Maret 2024 hari ini saat KPU mengumumkan hasil rekapituasi surat suara dari seluruh provinsi.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan, sekitar 4.992 personil aparat keamanan, lengkap dengan sejumlah kendaraan taktis dan mobil water cannon, telah disiagakan. (ape)***