“Kami berharap MK mengambil langkah penting untuk menyelamatkan masa depan demokrasi dan hukum di Indonesia,” kata Mahfud.
Dia memahami bahwa sengketa PHPU merupakan beban yang berat bagi Mahkamah Konstitusi (MK) karena berbagai pihak mencoba mempengaruhi keputusan hakim, baik secara terang-terangan maupun secara halus, yang mengarah pada penolakan atau pengabulan permohonan tersebut. Meskipun demikian, dia percaya bahwa para hakim dapat mengatasi tekanan tersebut dengan baik.
Dia menekankan pentingnya untuk menghindari persepsi bahwa hasil pemilihan hanya dapat dipengaruhi oleh kekuasaan atau kekayaan.
Menurutnya, jika hal tersebut terus dibiarkan, maka kemajuan peradaban masyarakat akan terhambat.
Oleh karena itu, dia dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud berharap agar majelis hakim MK dapat bekerja secara independen, dengan menjunjung tinggi martabat dan menghormati proses hukum.
Bagi mereka, yang terpenting bukanlah menang atau kalah, tetapi memberikan pendidikan kepada bangsa ini untuk menyelamatkan masa depan Indonesia dengan mengutamakan keadilan substansial, moralitas, dan etika dalam sistem peradaban yang lebih maju.- ***