KORANMANDALA.COM – Dalam uji coba pengendalian dengue di Kota Bandung, Jawa Barat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempersiapkan telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia sebanyak 5,4 juta lebih.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu, menyatakan bahwa telur nyamuk yang mengandung Wolbachia akan didatangkan dari insektarium Universitas Gajah Mada atau Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, seperti yang dikonfirmasi di Jakarta pada Rabu 27 Maret 2024.
“Tahun 2024 di pekan ke-10, kasus dengue terlaporkan sebanyak 27.852 kasus dan kematian sebanyak 250. Kota Bandung merupakan kota dengan kasus dengue tertinggi di Indonesia mencapai 1.301 kasus dan kematian yang cukup tinggi” katanya.
Dalam pertemuan koordinasi untuk proyek uji coba teknologi Wolbachia dengan Pemerintah Kota Bandung pada Senin (18/3), disampaikan bahwa berdasarkan luas wilayah Kota Bandung yang mencapai 129 kilometer persegi, diperkirakan dibutuhkan sekitar 5.410.000 telur nyamuk ber-Wolbachia setiap minggu.
Untuk memastikan penyebaran nyamuk ber-Wolbachia efektif, Maxi menjelaskan bahwa diperlukan sebanyak 20.782 titik penitipan ember sebagai tempat perkembangbiakan telur nyamuk.
Kementerian Kesehatan akan menggunakan citra satelit untuk menempatkan ember-ember ini pada lokasi yang tepat, dan melibatkan masyarakat setempat sebagai orang tua asuh dalam pelaksanaan uji coba nyamuk ber-Wolbachia.
Berdasarkan panduan yang diterbitkan oleh Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM, metode pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dilakukan dengan menggunakan ember berisi air bersih yang berisi sekitar 250 hingga 300 telur nyamuk, dengan angka penetasan telur sekitar 90 persen. Ember tersebut ditempatkan dengan jarak 75 meter per segi.
Jumlah ember yang diperlukan minimal harus mencapai 10 persen dari populasi Aedes aegypti di daerah tersebut, dan penyebarannya dilakukan sebanyak 12 kali. Setiap penyebaran diharapkan hanya mempengaruhi sekitar 1 persen dari populasi nyamuk.
Universitas Gajah Mada, Yayasan Tahija, dan Monesh University telah berkolaborasi dalam inovasi Program penanggulangan dengue menggunakan teknologi nyamuk ber-Wolbachia selama sekitar 10 tahun.
Wolbachia adalah bakteri alami yang sering terdapat pada hewan arthropoda. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan virus dengue.
Hasil penelitian tersebut berhasil menurunkan tingkat kejadian dengue sebesar 77 persen dan mengurangi risiko perawatan di rumah sakit sebesar 86 persen.
Dengan pertimbangan tersebut, Kementerian Kesehatan mengadopsi teknologi Wolbachia dengan menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Teknologi Wolbachia di lima kota, yaitu Semarang, Bontang, Jakarta Barat, Kupang, dan Kota Bandung.- ***