Pukul 09.00, Tim Koranmandala memasuki kawasan Cijapati. Jalanan terpantau sepi, baik dari arah Majalaya menuju Kadungora, begitu pun sebaliknya.
Memasuki kawasan rest area, udara terasa dingin. Sisa-sisa kabut terlihat mulai menipis. Untuk diketahui, kawasan Cijapati kerap diselimuti kabut tebal.
Lokasi rest area terpantau masih sepi. Hanya satu dua kendaraan yang menepi untuk beristirahat.
Kami menepi untuk beristirahat sambil minum kopi di warung yang ada di rest area ini.
Saat hujan, kondisi jalan menjadi licin, bahkan beberapa bagian tanah terbawa air hujan ke permukaan jalan.
Jika dalam kondisi hujan, daerah ini rawan terjadi kecelakaan. Hal tersebut diakibatkan jalan yang berkelok serta licin.
“Wah kalau hujan di sini mah leueur (licin). Ya harus hati-hati aja we. Apalagi kan jalannya belok-belok,” ucap Kusnadi, pemilik warung di rest area puncak Cijapati.
Kusnadi menyarankan agar melewati jalan alternatif Cijapati hanya di siang hari saja. Menurutnya jika malam berisiko terjadi tindakan yang tidak diinginkan.
“Kalau ke sini mending siang hari. Kalau malam mah udah banyak cerita rawan. Karena kan kondisinya ya karena memang sepi,” katanya.
Memasuki jalur Kadungora, jalan utama Bandung-Garut, situasi jalan terpantau lancar. Tidak ada antrian panjang kendaraan sepanjang jalan itu.