Dubai, sama seperti wilayah lain di Uni Emirat Arab, dikenal dengan iklimnya yang panas dan kering.
Oleh karena itu, hujan jarang terjadi dan infrastruktur tidak siap untuk menghadapi situasi ekstrem tersebut.
Pada hari Selasa (16/4), hujan turun dengan deras. Fenomena curah hujan yang intens seperti ini diperkirakan akan semakin sering terjadi akibat perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia.
Ketika atmosfer terus menghangat, ia mampu menyerap lebih banyak kelembapan dan kemudian melepaskannya dalam bentuk hujan yang lebih ekstrem.
Banjir tersebut dikaitkan dengan sistem badai yang melintasi Semenanjung Arab.
Uni Emirat Arab telah mengalami banjir tak biasa pada tahun 2022, menyebabkan kerusakan signifikan dan operasi tanggap darurat besar-besaran.
Selain itu, banjir bandang juga melanda Mekkah, Arab Saudi, pada Desember 2022, menyebabkan kerusakan pada kendaraan dan properti. (rfa)