KORANMANDALA.COM – Presiden Republik Islam Iran, Ebrahim Raisi, tewas pada kecelakaan helikopter yang terjadi pada hari Minggu (19/5) lalu. Helikopter yang ditumpangi Presiden Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan enam orang lainnya terjatuh dalam perjalanan menuju Kota Tabriz pasca menghadiri pertemuan dengan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, di perbatasan Iran-Azerbaijan.
Dilansir dari Associated Press, Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi menyatakan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh cuaca buruk dan kabut. Akan tetapi, momen kecelakaan yang terjadi pasca aksi saling serang Israel-Iran bulan April lalu membuat beberapa pihak mencurigai keterlibatan Israel.
Nick Griffin, seorang politisi sayap kanan Inggris, misalnya, mengutarakan kecurigaannya terhadap peranan Israel pada akun X (sebelumnya dikenal dengan nama Twitter) miliknya. Griffin berspekulasi bahwa Israel memiliki kepentingan mengganggu hubungan antara Iran dan Azerbaijan yang belakangan semakin erat.
Akan tetapi, belum banyak bukti yang mendukung spekulasi-spekulasi tersebut. Dilansir dari Reuters, seorang pejabat pemerintah Israel yang tidak disebutkan namanya membantah keterlibatan Israel dalam kematian Presiden Raisi. Di sisi lain, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin juga menyatakan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam peristiwa tersebut.
Baca Juga: Dampak Perang Iran-Israel, Harga Minyak Berpotensi Melambung
Pasca konfirmasi kematian Raisi, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengumumkan lima hari berkabung nasional. Khamenei akan menghadiri upacara pemakaman di Universitas Tehran bersama pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan tamu-tamu negara lainnya sebelum jenazah Raisi dikebumikan di kampung halamannya, Kota Masshad.
Sesuai dengan garis suksesi Iran, Khamenei telah resmi melantik Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber sebagai Penjabat Presiden pada Senin (20/5). Pemerintah Iran berencana untuk menyelenggarakan pemilihan presiden pengganti Raisi pada 28 Juni 2024.