KORANMANDALA.COM – Pesawat Boeing 787-9 Dreamliner milik Qatar Airways mengalami turbulensi pada perjalanannya dari Doha, Qatar. Dilansir dari CBS News, enam kru penerbangan dan enam penumpang mengalami cedera pada penerbangan QR107 menuju Dublin, Irlandia.
Otoritas Bandara Dublin menyatakan bahwa penerbangan QR107 mengalami turbulensi pada saat pesawat berada di atas Turkiye. Pesawat Boeing tersebut mendarat di Dublin pada hari Minggu (26/05) pukul 13.00 waktu setempat.
Segera setelah mendarat, pesawat tersebut langsung ditemui oleh layanan darurat bandara. Sampai saat ini, baik Qatar Airways maupun Bandara Dublin belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai cedera yang dialami kru dan penumpang pesawat.
Insiden Kedua Mingu Ini
Insiden turbulensi Qatar Airways ini terjadi enam hari setelah pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines mengalami insiden serupa. Penerbangan SQ321 dari Bandara Heathrow, London menuju Bandara Changi Singapura mengalami turbulensi ekstrim setelah melewati Laut Andaman.
Pesawat tersebut akhirnya melakukan pendaratan darurat di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand.
Dilansir dari The Guardian, dari 211 penumpang dan 18 kru penerbangan, 104 orang mengalami cedera akibat turbulensi tersebut. Sejumlah penumpang terpaksa dilarikan ke unit perawatan intensif akibat cedera tengkorak, otak, dan tulang belakang.
Seorang penumpang asal Inggris berusia 73 tahun, Geoff Kitchen, dikabarkan tewas akibat serangan jantung yang dipicu insiden turbulensi tersebut
Penyebab Turbulensi belum dapat Dipastikan
Baik insiden penerbangan Qatar Airways maupun Singapore Airlines belum memiliki penyebab yang jelas. Otoritas Bandara Suvarnabhumi mengatakan bahwa turbulensi SQ321 terjadi karena pesawat menghantam “air pocket”, namun investigator dari maskapai Singapore Airlines masih mendalami insiden terebut.
Boeing, produsen kedua pesawat tersebut, sedang mengalami krisis kepercayaan sejak Januari akibat insiden pesawat Boeing 737 Max milik Alaska Airlines. Perusahaan multinasional tersebut menjadi subjek dari dua sidang Senat Amerika Serikat pada bulan April.
Dilansir dari Le Monde, pada sidang tersebut, seorang insinyur Boeing bersaksi bahwa perusahaan tersebut mengambil jalan pintas dalam merakit pesawat 787-9 Dreamliner. Menurutnya, hal ini mengakibatkan bagian kulit pesawat rentan pecah.
Boeing 787-9 Dreamliner merupakan pesawat yang digunakan pada penerbangan QR107 milik Qatar Airways. Meskipun begitu, belum ada indikasi bahwa penerbangan nahas Qatar Airways disebabkan oleh malpraktik manufaktur Boeing. (RMA)