KORANMANDALA.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk pertama kalinya meminta Israel untuk menghentikan serangannya ke Gaza. Pernyataan ini disampaikannya pada konferensi Dialog Shangri-la di Singapura, Senin (2/6).
The Kyiv Independent melaporkan bahwa saat ditanya tentang dukungan negaranya kepada Israel, Zelensky menekankan bahwa Ukraina juga menawarkan untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.
“Kedua, kita harus mematuhi hukum internasional. Ketiga, Ukraina mengakui kedua negara, Israel dan Palestina,” dan akan melakukan apapun untuk meyakinkan Israel agar berhenti, untuk mengakhiri konflik ini, dan mencegah penderitaan warga sipil,” jawab Presiden Zelensky.
Zelensky Berubah Pikiran?
Pernyataan Zelensky ini bertolak belakang dengan sikapnya beberapa bulan terakhir pasca awal konflik pada Oktober 2023. Dilansir dari The New Arab, Zelensky berulang kali meminta Israel untuk mengakhiri posisi netralnya dan mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Pada sebuah wawancara dengan NBC News pada November 2023, Zelensky membela serangan Israel ke Gaza yang oleh banyak pihak dianggap melanggar hukum internasional.
“Ketika kita membicarakan hukum, aturan, di mana ada teroris, di sana tidak ada aturan. Segalanya berada di luar hukum,” jawab Zelensky saat ditanya mengenai apakah ia percaya bahwa Israel mematuhi hukum internasional.
Ukraina juga memilih abstain dalam dua mosi pro-Palestina di Sidang Umum PBB. Padahal, resolusi yang disahkan pada bulan Oktober dan Desember 2023 tersebut menuntut Israel dan Hamas untuk melakukan gencatan senjata demi alasan kemanusiaan.
Perubahan posisi Ukraina terhadap serangan Israel ke Gaza ini menjadi bagian dari tren baru negara-negara Barat yang mulai mencabut dukungan mereka kepada Israel. Sebelumnya, negara-negara Eropa seperti Perancis dan Jerman telah meminta Israel untuk menghentikan serangan darat mereka ke Kota Rafah.
Amerika Serikat, di sisi lain, masih memberikan dukungan terhadap serangan Israel ke Rafah.
Setidaknya 36 ribu warga Palestina menjadi korban tewas serangan Israel sejak Oktober tahun lalu, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu (31/5).